Ditengah peningkatan risiko global, hingga bulanSeptember 2022 APBN masih berkinerja baik. APBN hadir di masyarakat, melalui akselerasi belanja negara dan pembiayaan investasi. Hingga akhir September 2022 realisasi belanja mencapai Rp1.913,9 triliun atau61,6% dari pagu atau target APBN sesuai Perpres98/2022. APBN tahun 2022 bekerja keras melaluiBelanja Negara untuk mendukung program pemulihanekonomi dan upaya untuk menjaga dampak adanyaketidakpastian. Sampai dengan bulan September 2022 Realisasi Belanja Pemerintah Pusat (BPP) mencapaiRp1.361,2 triliun (59,1% dari Pagu). Untuk Belanja K/L sebesar Rp674,4 triliun (71,3% dari Pagu), yang difokuskan untuk penyaluran berbagai bansos dan program PEN ke masyarakat; pengadaan peralatan/ mesin, jalan, jaringan, irigasi; belanja pegawai termasuk THR dan Gaji ke-13; dan kegiatan operasional K/L. Sedangkan untuk realisasi Belanja Non-KL mencapaiRp686,8 triliun (50,7% dari Pagu) yang diutamakanuntuk mendukung penyaluran subsidi, kompensasi BBM dan listrik, dan pembayaran pensiun (termasuk THR dan Pensiun ke-13) serta jaminan kesehatan ASN.Sementara itu, realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sampai dengan 30 September 2022 mencapai Rp552,7 triliun atau 68,7% dari Pagu. Meskipun TKDD masih tipis kontraksinya, namundibanding bulan lalu lebih baik, kinerja positif iniditopang oleh kepatuhan daerah dalam menyampaikansyarat salur yang lebih baik.
Berdasarkan tren grafik diatas, pemerintah mencatatkinerja APBN berturut-turt sejak awal tahun sampaidengan bulan September 2022 mengalami surplus hingga sebesar Rp60,9 triliun. Realisasi ini mencapai0,33% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).Sebagaimana disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, terjadi surplus disebabkan oleh besarnya realisasi pendapatan negara sebesar Rp 1.974,7 triliun sedangkan belanja negara tercatat sebesar Rp1.913,9 triliun.
Tren surplus per September 2022 lebih kecil daripadaposisi bulan sebelumnya hanya senilai Rp 107,4 triliun, Namun kondisinya yang jauh lebih baik dibandingkandengan tahun lalu, di mana pada September 2021 terjadi defisit sebesar Rp 451,9 triliun.
Peran dukungan dari seluruh masyarakat untukbersama-sama menyukseskan Presidensi G20 yang telah dipercayakan pemerintah Indonesia. Dengan kesuksesan Presidensi G20 sangat berdampak pada hampir seluruh sektor pemerintahan dan perekonomian, tidak hanya memberikan manfaat bagi Indonesia sendiri, juga memberikan dampak yang luar biasa bagi dunia, khususnya tanggung jawab kepemimpinan Indonesia di mata dunia internasional.
Referensi:
Penulis : Nanang Dwi Wahyudi
Kepala Subbagian Umum Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Pelaihari