Wartaniaga.com,Banjarmasin- Bank Indonesia mencatat perekonomian Kalsel pada triwulan IV tahun 2017 tumbuh sebesar 4,46 persen. Jumlah ini melambat dibandingkan dengan triwulan III pada tahun yang sama yakni 6,44 persen.
Pada diskusi bulanan dengan insan pers, Kamis (15/2) di Banjarmasin, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalsel, Harymurthy Gunawan mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi melambatnya pertumbuhan itu.
“ Tngginya curah hujan menjadi salah satu faktor menurunnya ekspor batu bara yang juga menyebabkan melambatnya pertumbuhan ekonomi, karena batu bara menjadi komuditas ekspor utama daerah” terangnya kepada sejumlah wartwan.
Selain itu, Hery juga mengungkapkan berkurangnya kegiatan kontruksi pada akhir tahun berakibat pada berkurangnya skala belanja operasional yang besar dan ini menahan konsumsi pemerintah dan investasi. “ Ini siklus tahunan, pada triwulan ini aktivitas kontruksi dan pembangunan sudah mulai tutup buku otomatis pembelanjaan juga berkurang” katanya.
Dirinya juga megungkap, produksi karet yang juga mengalami penurunan karena faktor cuaca juga berdampak terhadap lambatnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan akhir tahun ini.
Meski demikian, secara keseluruhan perekonomian Kalsel mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dibanding dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2017 perekonomian Kalsel tumbuh 5,29% meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang berada diangka 4,40 persen.
“ Pertumbuhan ekonomi tahun ini ditopang oleh sektor pertanian dan pertambangan yang mengalami peningkatan volume perdagangan” ujarnya seraya menambahkan ini menjadi faktor pertumbuhan ekonomi Kalsel ditahun 2017.
Sementara itu, inflasi Kalsel di tahun 2017 tercatat stabil atau sesuai dengan sasaran inflasi nasional yang 4,1 persen. “ Inflasi nasional sebesar 4,1 % sedangkan daerah 3,73 persen, jumlah ini terbilang stabil karena masih berada di bawah inflasi nasional” tutur Hery
Dirinya juga memprediksi perayaan imlek yang akan berlangsung beberapa hari lagi tidak akan berpengaruh terhadap inflasi dan perekonomian daerah.
“Perayaan Imlek tidak banyak berpengaruh terhadap ekonomi, berbeda dengan Idul Fitri, Natal dan tahun baru yang berpengaruh secara signifikan terhadap inflasi” bebernya.
Reporter : Edy Dharmawan
Editor : Didin Ariyadi
Foto : Edy Dharmawan