FEELING IS BELIEVING. ORANG hanya bisa melakukan dengan menggunakan apa yang diketahuinya saja (Ferdinand Foch – The Principles of War).
PERUMPAMAAN pemasaran suatu produk usaha seperti sebuah perang bukan hal baru.
Cukup banyak ahli manajemen atau pemasaran melakukan adaptasi dari teori strategi perang Sun Tzu, Miyamoto Musashi, Carl von Clausewitz atau Liddell Hart.
Meski demikian, tetap saja mendalami strategi perang tidak mudah, karena ilmu pengetahuan tentang perang merupakan rahasia militer yang tidak diajarkan kepada umum.
Dan, inilah yang paling menantang dalam mencari, mempelajari dan menguji strategi perang di dunia usaha. Di antara ilmu pengetahuan perang yang sangat langka dan susah didapat, saya beruntung memiliki (Strategy-) Tactics and Technique of Infantry (The Military Service Publishing Co, 1953).
Dalam memahaminya, ada satu pengalaman yang demikian membekas dalam mengelola usaha, termasuk untuk pemasaran berkaitan dengan strategi perang.
Dulu, suatu ketika bekerja pada grup perusahan yang konon terbesar di Indonesia waktu itu. Agar cepat dan dapat menyerap ilmu manajemen dan praktek dengan baik, diharuskan diputar belajar dibanyak perusahaan dan puluhan divisi yang berbeda. Langsung terjun di medan perang sesungguhnya dengan pertempuran yang berbeda-beda. Wah!
Suatu kali, ke kantor perusahaan baru, di sana ada sebuah meja aneh terletak di sebelah kiri pintu masuk utama. Sebuah meja miring (seperti meja gambar arsitek) dan tanpa kursi. Di atasnya terdapat peta pekerjaan dengan lembaran kertas lebar-lebar.
Dapat dikatakan semua kemajuan (dan kekurangan) pekerjaan tergambar disitu. Jadi, ketika pimpinan usaha atau siapa pun berkunjung cukup mencermati meja miring dan yang lain merubung untuk menimpali pertanyaan.
Persis adegan jenderal dengan dikelilingi stafnya menganalisa dan merencanakan strategi perang di depan peta atau miniatur meja perang.
Begitulah ketika mendalami strategi (taktik-teknik) perang sesungguhnya, boleh dikata semua pelajaran (Strategy-) Tactics and Technique of Infantry berbentuk peta perang atau peta pertempuran.
Jika dihubungkan, lalu, mengapa susah memenangkan persaingan usaha dalam memasarkan produk? Salah satunya, karena tidak memiliki peta perang atau peta pertempuran meja miring suatu usaha atau produk.
(Era teknologi sekarang meja miring dapat diganti berupa komputer). Kita tidak tahu kekuatan musuh dan kekuatan sendiri, serta situasi lapangan dalam satu peta. Akhirnya, melakukan strategi perang pemasaran usaha dengan membabi buta dan sering hasilnya sia-sia.
JIKA tidak mengenal musuh dan diri sendiri, maka akan kalah disetiap pertempuran. Jika mengenal diri sendiri tanpa mengenal musuh, maka setiap kemenangan yang diperoleh juga akan menderita. Jika mengenal musuhmu dan diri sendiri, maka 1.000 pertempuran tak akan kalah (Sun Tzu – Art of War).
BAGAIMANA strategi Anda?
Strategi Rahasia Perang Pemasaran
(Mengapa Susah Memenangkan Persaingan Usaha?)
Oleh: Qinimain Zain