Telur Aluh-Aluh, Diminati Tapi Terbatas Produksi

Wartaniaga.com,Banjarmasin- Bagi masyarakat Banjarmasin, Banjarbaru, Martapura dan beberapa daerah disekitarnya rasanya tidak asing dengan telur tambak Aluh-Aluh. Disebut Aluh-Aluh karena telur bebek ini banyak diproduksi masyarakat desa Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar. 

Ukuran dan kualitas yang bagus menjadikannya diminati oleh masyarakat, baik  hanya untuk dikonsumsi, dijadikan telur asin atau sebagai bahan campuran pembuatan kue. Meski harganya relatif lebih mahal dibanding dengan telur bebek pada umumnya tetap saja ia dicari.

Kepala Desa Aluh-Aluh, Anwar mengaku telur tambak Aluh-Aluh memang diproduksi terbatas oleh warga desanya karena beternak bebek bukan sebagai mata  pencaharian pokok mereka.

Kepala Desa Aluh- Aluh, Anwar (kiri) bersama Bendahara Desa, Lamri

“ Memang saat tidak lagi  banyak masyarakat yang beternak bebek, mereka lebih memilih bercocok tanam sebagai mata pencaharian utamanya,” jelas Anwar  saat berbicang dengan Wartaniaga.com di Banjarmasin.

Menurutnya, beternak bebek juga tidak dapat dilakukan sepanjang tahun, hanya sekitar 5 bulan hingga setengah tahun saja.

“ Peternak hanya bisa memelihara itik (bebek,red) pada saat musim panen sampai bercocok tanam saja, selebihnya mereka fokus pada pertanian,” ungkapnya seraya menambahkan paling lama setengah tahun.

Hal ini dilakukan, sambung Anwar agar tidak merusak tanaman padi, sebab model  pemeliharaan bebek mereka tidak di dalam kandang tetapi dilepas bebas.  “ Dilepas diluar kandang adalah rahasianya, mengapa telur yang dihasilkan lebih besar dan berkualitas baik, karena makanannya lebih alami” ujarnya, Rabu (1/4).

Pos terkait

banner 468x60