Wartaniaga.com, Yogyakarta – Dr KH Muhammad Abdul Hamid S.Pd.I, MM atau yang sering disapa Gus Hamid berkesempatan menghadiri Konferensi Besar Nahdatul Ulama 2023 di Yogyakarta pada 29-30 Januari 2024 lalu.
Kehadirannya ini mewakili PWNU Kalimatan Selatan ( Kalsel) sebagai Rais Syuriyah NU DPW kalsel yang beberapa waktu diamankan kepadanya.
Pada acara besar tersebut, Gus Hamid bertemu beberapa tokoh nasional, tokoh NU dan bahkan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Dipertemuanya dengan Presiden Jokowi dan Gus Yahya, Gus Hamid yang juga Pengasuh Ponpes Walisongo Fiddrissalam, Banjarbaru itu mendapat nasihat yang berharga.
” Presiden Jokowi menasehati agar meningkatkan pendidikan dan kualitas lulusan universitas NU ,” ujarnya kepada media ini, Kamis (1/2).
” Alhamdulillah, saat kami mau selfie ( swaphoto, red) bapak Jokowi yang langsung ambil handphone saya dan mengajak photo selfie,” ucapnya.
Menurutnya, apa yang menjadi pesan Presiden merupakan motivasi bagi DPW NU Kalsel untuk menciptakan generasi-generasi terbaik di Banua.
” Warga Nahdiyin merupakan ummat yang terbanyak di Indonesia tak terkecuali Kalsel jadi memang sudah seharusnya melahirkan generasi yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional. Dan kami memulainya dari Ponpes Walisongo Fiddarissalam di Banjarbaru,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf ( Gus Yahya) berharap pengurus dan kader NU selalu menjaga persatuan dan kebersamaan.
” Mari kita menjaga NU dalam kerangkan kebersamaan dan persatuan seperti apa yang dipesankan Pendiri NU KH Hasyim Asy’ari,” katanya.
Selain menghadiri Konferensi Besar NU dan Haloqah Nasional Strategi Peradapan NU, Gus Hamid juga hadir di Peingatan hari lahir NU ke 101 tahun.
Di acara ini Gus Hamid juga sempat berdiskusi dengan beberapa Pengurus DPW NU Kalimatan Timur ( Kaltim) bagaimana peran NU dalam menyambut kehadiran Ibukota Negara Nusantara ( IKN) di Kabupaten Panajam Pasir Utara.
Mereka berharap warga NU di Kalimantan mendapat peran penting dalam pembangunan IKN sehingga warna dan corak keIslaman tetap ada dan terjaga.
Editor : Fairuz Reza