Wartaniaga.com,Banjarmasin-Global Urban Mobility Challenge 2019 telah mengumumkan Kota Banjarmasin termasuk deretan kota dari 10 pemenang di Leipzig, Jerman dalam peningkatan mobilitas lewat infrastruktur fisik dan sosial inklusif untuk disabilitas.
Dikegiatan itu digagas Transformative Urban Mobility Initiative (TUMI) menjadikan Kota Seribu Sungai ini unggul setelah proposal Yayasan Kota Kita bersama Pemkot Banjarmasin dan Kaki Kota Banjarmasin mengenai peningkatan aksesibilitas dan mobilitas dari pintu ke pintu bagi penyandang disabilitas di Kelurahan yang ada di Pelambuan Banjarmasin.
Proposal itu, meyakinkan para juri tentang pentingnya infrastruktur fisik dan sosial dengan skala manusia untuk keamanan dan kenyamanan dan ketentraman warga. Ini dianggap inovatif karena berkomitmen menjawab tantangan dengan skala mikro, tepat sasaran. Apabila tercapai dapat menginspirasi perubahan cara pikir tentang mobilitas secara menyeluruh dan mencukupi.
Direktur Eksekutif Kaki Kota Banjarmasin, Muhammad Syahreza mengatakan sekarang ini pihaknya mendorong ibukota Kalsel agar bisa menjadi bagian isu disabilitas internasional. Salah satu yang dilakukan dengan melaksanakan pendataan disabilitas di Kota Banjarmasin. Total penyandang disabilitas yang ada di Banjarmasin, terdata sebanyak 2.897 orang.
“Dari data itu, kita akan menghimpun semua disabilitas yang ada di Banjarmasin,”ujarnya kepada sejumlah wartawan digedung DPRD Kota Banjarmasin, Senin (17/6).
Dikatakannya, dari proses pendataan itu sudah dimasukkan dalam proposal Global Urban Mobility Challenge 2019. “Alhamdulillah 21 Mei tadi, proposal itu masuk menjadi 10 proposal yang terbaik dalam lomba tersebut,” tuturnya.
Hal ini, TUMI memberikan dukungan terhadap Banjarmasin untuk melaksanakan proyek Kampung Inklusi, difokuskan di Gang Mulia dan Gang Sejahtera, Kelurahan Pelambuan, Banjarmasin Barat. Nilai dana yang dikucurkan jika gol, hingga 200 ribu Euro atau senilai Rp 3,2 miliar. “Maka dari itu kita masih menyusun rencana bersama SKPD terkait di Pemkot Banjarmasin bagaimana bisa terlaksana dan terselesaikan,” ungkapnya.
Untuk nilai yang digelontorkan begitu besar, Kaki Kota mengusulkan untuk fokus dengan kondisi di Pelambuan. Pihaknya berencana membuka jalur yang aksesible bagi semua warga dalam pemanfaatan fasilitas umum seperti kecamatan, kelurahan, puskesmas dan SLB.
Dirinya memilih Pelambuan sebagai hasil data penelitian bersama Unesco menyebut Pelambuan merupakan kelurahan yang disabilitasnya terbanyak di Kota Banjarmasin.
Sementara itu, Walikota Banjarmasin Ibnu Sina mengungkapkan Banjarmasin akan mendapat penghargaan program terkait disabilitas yang digelar di Jerman ini. Untuk itu, Kota Kita bersama Pemkot Banjarmasin ingin mencari cara akses sebuah menjadi kampung ramah difabel.
“Akan dilaksanakan bulan Juli, makanya kita ambil spacenya untuk difabel termasuk akses menuju Kecamatan. Seperti, trotoar, perlintasan, guilding block dan separator standar Eropa” ujar Ibnu.
Reporter : Fathur Rahman
Editor : Didin Ariyadi
Foto : Fathur Rahman