Wartaniaga.com – Kita telah memasuki bulan puasa, karena pada bulan puasa terjadinya adaptasi lambung untuk menerima makanan yang masuk. Diharapkan kita semua dibuat untuk menjadi cerdas dalam memilih makanan, itupun terjadi disaat puasa ataupun tidak menjalankan puasa. Cerdas disini maksudnya. Mengingat pada awal puasa terjadi perubahan pola waktu makan setidaknya kita berhadapkan dengan bagian saluran pencernaan untuk menerima makanan.
Selama puasa kita dihadapkan dengan perubahan pola waktu makan, tapi dalam konteks besar disebutkan makan sahur dan makan berbuka. Pada dasarnya makanan berbuka kita dihadapkan dengan dua pola waktu makan yaitu makan waktu berbuka dan makan setelah tarawih. Konsumsi makan berbuka berkisar 55-60% dari 100 % total kalori dan makan sahur 40-45% total kalori + makan utama sahur 30% dan15% selingan setelah makan.
Makanan berbuka yang diprinsipkan (tentu tidak lepas dari gizi seimbang) , aman, higienes serta dengan komposisi makan utama berbuka yang meliputi makanan pokok/penukar, lauk hewani dan lauk nabati, sayur dan buah. Sedangkan komposisi pelengkap untuk suplai kalori juga dapatkan dari makanan pembuka berkisar 10% dari total kalori orang/individu per kali makan ( boleh terkandung sumber tenaga, sumber pembangun, sumber pengatur).
Makanan pembuka hampir sama jumlah kalori dengan makanan selingan jika kita tidak berada dalam bulan puasa.seperti Bubur kacang hijau + Mutiara + pepaya, teh ( boleh sedikit gula dan kue kukus porsi kecil atau, Kurma dan kue kecil. Ingat tidak ada bahan makanan berdiri sendiri lengkap akan nilai gizi bahan makanan tersebut. Sehingga untuk kelengkapan makanan harus ditunjang dengan bahan makanan yang lain sebagai pelengkap.
Beberapa hal yang menjadi perhatian Anda, yaitu
- Jangan makan makanan pembuka dengan jumlah besar (banyak). Makanan pembuka hanya bersifat memberi rangsangan tubuh, sehingga diutamakan makanana pembuka adalah cairan/air (air putih) boleh air yang mengandung sedikit gula.Dengan kue ukuran 1 potong/buah segar
- Jangan minum terlalu banyak disaat buka puasa. Karena masih ada waktu untuk memasukan makanan yang lain dan rentang waktu makan.
- Jika. Makan utama makananlah yang cukup dan lengkap setelah berbuka atau setelah solah magrib dengan gizi seimbang, aman, hygienes agar kesehatan tubuh terjaga.
- Jangan makanan makanan yang banyak untuk satu jenis makanan.yang dapat mengurangi makanan lain masuk ditubuh
- Batasi pemakaian makanan yang berlemak, konsumsi santan-santan kental dari pengolahan lauk hewani dan sayur, goreng-gorengan lauk. Makan manis murni,kue-kue yang terlalu manis, minuman terlalu manis.Jangan tinggalkan buah dan sayur. Untuk melengkapi zat gizi anda dari serat vitamin dan mineral
- Makan utama pertama jangan dibuat ajang balas dendam yang dapat menurunkan kegiatan ibadah lainnya.
Jika Anda kurang cerdas untuk mengamati makan berbuka tidak menutup kemungkinan jumlah yang kita konsumsi akan melebih jumlah kalori yang dianjurkan tubuh. Hal ini yang dapat menyumbang kelebihan asupan makan yang tanpa disadari hari demi hari dapat meningkatkan kenaikan berat badan.Belum lagi kita makan sahur seandainya berlebih apa yang terjadi.
Tentunya menjadi penyokong yang besar untuk penimbunan kalori. Ingat buka puasa bukan sebagai balas dendam untuk pemenuhan kalori akan tetapi. Konsumsi puasa hanya terjadi karena perubahan pola waktu makan. Bagi yang mempunyai penyakit tertentu perlu diwaspadai agar tidak menjadi peningkatan keluhan yang dirasakan dengan puasa. Justru yang diharapkan dengan puasa terjadi penurunan keluhan yang yang dirasakan dari penyakit kambuhkan berkurang hingga membuat sembuh.
Penulis :
Wahyu Hardi Prasetiyo, SSTG,MPH,RD
Ahli Gizi Klinik/Dietesien, Konsultan GIZI-DIETETIK-KULINERY
Klinik Spesialis-RS SARI MULIA BANJARMASIN