Wartaniaga.com, Banjarbaru – Harga sayuran di pasar tradisional, Banjarbaru belakangan ini naik hingga 100 persen. Kondisi itu juga menyebabkan pendapatan pedagang sayur menurun drastis, karena sayur dagangannya banyak tidak laku.
Salah satu pedagang sayur, Marikun, mengaku, sepekan ini dagangan sayurannya banyak yang tidak laku, karena mahalnya harga sayuran yang naik dari harga Rp 15 ribu menjadi Rp 30 ribu perkilonya.
“Dagangan saya banyak yang layu dan tidak laku, ini karena kemahalan. Ya mau apa lagi, karena sudah mahal dari agennya,” cetusnya saat ditemui wartaniaga.com di pasar tradisional, Rabu (25/9).
Selain itu, Ia juga mengungkapkan akibat banyak stok yang hampir busuk, Marikun juga mengharapkan agar bisa mendapatkan sayuran yang segar dan kualiatasnya bagus. Sayuran segar itu satu-satunya pasokan agent suplai dari pulau jawa.
“Banyak stok sayur sudah hampir membusuk, akibat suplai dari petani di Banjarbaru sudah mulai berkurang akibat banyak gagal panen karena kekeringan, namun harapan satu-satu agar mendapatkan sayur yang segar dan berkualitas bagus, berharap ada pemasok dari pulau Jawa untuk sumber cadangan dagangan saya,” tandasnya.
Menanggapi itu, Kepala Bidang Perdagangan Disdag Kota Banjarbaru, Anshori, mengatakan lonjakan harga tinggi di musim kemarau memang sering terjadi. Hal itu karena banyak petani terkendala dengan pasokan air untuk sayuran.
“Imbas kemarau panjang di Banjarbaru banyak petani sayuran yang gagal panen, karena tidak adanya ketersediaan air disana,” ungkapnya.
Ia menambahkan pihaknya saat ini hanya berharap pada pasokan distribusi sayuran dari pulau Jawa saja dikarenakan stok untuk sayuran yang ada di wilayah Banjarbaru sudah tidak bisa diharapkan lagi kecuali sudah masuk musim penghujan.
“Kami hanya bisa berharap kepada pedagang, satu-satunya supaya permintaan sayuran tidak menipis dan habis, ambillah pemasok atau distributor dari pulau Jawa karena stok sayuran disana masih berkualitas bagus dan segar, namun untuk saat ini di wilayah Kota Banjarbaru sudah tidak bisa diharapkan lagi akibat musim kemarau panjang kecuali masuk musim penghujan tiba,” bebernya.
Sukini, salah satu pembeli, mengeluhkan dengan harga lonjakan yang tinggi akibatnya permasalahan tersebut menjadi hal serius baginya, hingga harus pasrah dengan keadaan harga yang semakin meroket itu.
“Harganya ini membuat saya harus mengeluarkan uang lebih untuk kebutuhan sehari-hari, akibatnya ini harus jadi penanganan serius, jangan lah tiap tahun naik terus gara-gara musim kemarau dan akhirnya pembeli harus pasrah dengan ini,” tutupnya.
Reporter : Riswan
Editor : Hamdani
Foto : Riswan