Wartaniaga.com, Banjarmasin- Pemerintah Provinsi Kasel melalui Badan Pengelola (BP) Geopark, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) serta Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal menyiapkan pemecahan Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan menyajikan kain sasirangan terpanjang.
Rencananya kain itu dibikin sepanjang 8 Kilometer dengan melibatkan ribuan masyarakat untuk turut menyemarakkan even tersebut.
Ini terungkap saat Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalsel, Zainal Helmi serta Ketua Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) PWI Kalsel, Irwansyah didampingi panitia karya jurnalistik lainnya bersama BP Geopark sekaligus Kepala DLH, Hanifah Dwi Nirwana dan perwakilan Dinas ESDM mengadakan meeting di Office Coffe Banjarmasin, Jumat (19/4) siang.
Dalam pertemuan tersebut dibahas seperti apa teknis pelaksanaannya nanti agar Porwanas yang mengusung tema Geopark Meratus selaras dengan kampanye Pemprov Kalsel untuk mengenalkan keunikan alam dan budaya saat ini menuju Global Geopark UNESCO.
“Alhamdulillah tadi barusan berdiskusi dengan ketua PWI. Kita sangat menyambut gembira, apresiasi sekali dengan kegiatan Porwanas yang nantinya akan mengusung konsep Geopark. Ini sejalan dengan upaya kita yang sedang berprogres untuk menuju UNESCO Global Geopark,” ujar Ketua BP Geopark, Hanifah Dwi Nirwana.
Kepala DLH Kalsel ini mengungkapkan, pada even Porwanas tersebut pihaknya berpartisipasi dengan menampilkan representasi Geopark Meratus.
“Tanggal 21 Agustus itu pembukaan, direncanakan juga akan diadakan kegiatan pemecahan rekor MURI untuk kain sasirangan dan beberapa kegiatan ikutan yang menjadi penggambaran Geopark Meratus,” terang dia.
Hanifah menjelaskan kampanye Geopark Meratus dilakukan untuk mendapat pengakuan sebagai Global Geopark agar Kalsel dikenal memiliki sejarah kebumian yang luar biasa.
“Dimana dalam sejarah Geologi itu ada bio university dan culture yang memiliki nilai keunikan tersendiri. Sehingga kami dari Geopark Meratus ini sebenarnya dari tiga konsep ini yang akan menjadi satu kesatuan The South of Borneo. Bagaimana budaya Dayak dan Banjar yang berharmonis menjadi satu di dalam konsep Geopark Meratus, jadi bukan hanya masalah budayanya tetapi termasuk di dalamnya bagaimana masyarakat lokal yang hidup,” papar dia.
Melalui Geopark Meratus ini, pihaknya mengajak masyarakat agar dapat menarik sejarah bumi kedalam memori manusia pada saat ini untuk menuju masa depan yang lebih baik.
“Jadi di situ kita harapkan, ini lah representasi Geopark Meratus, di mana seluruh komponen masyarakat benar-benar menjadi bagian dari pengembangan Geopark Meratus itu sendiri,” harap Hanifah.
Tak lupa ia mengajak ribuan wartawan yang akan mengikuti Porwanas XIV Kalsel untuk sama-sama mempromosikan Geopark Meratus agar mendunia.
Sementara itu, Ketua PWI Kalsel, Zainal Helmie menyambut gembira atas dukungan BP Geopark, DLH dan Dinas ESDM.
“Ini terkait dengan berbagai kegiatan kejurnalistikan yang akan di-maching-kan dengan kegiatan Geopark Meratus, khususnya mengenai pemecahan rekor kain sasirangan terpanjang, sepanjang 8 kilometer rencananya. Ini disesuaikan dengan Porwanas di tanggal 19 sampai 26 Agustus,” kata Helmie.
Saat diskusi tadi, mereka sepakat pemecahan rekor tersebut dilaksanakan setelah pembukaan Porwanas.
“Itu sudah ditentukan hari dan tanggalnya. Tinggal masing-masing bidang, baik PWI dan SIWO bersama BP Geopark Meratus memantapkan seperti apa teknisnya,” terang Helmie.
Sebelum meeting berlangsung, Helmie menerima cindera mata berupa baju kaos hitam bertuliskan Geopark Meratus dari Hanifah.
Menurut Helmi, kaos itu rencananya bakal jadi cindera mata setiap daerah yang akan mengikuti Porwanas di Kalsel. Namun, terlebih dulu akan didesign dengan gambar maskot Porwanas Kalsel yakni Kijang Emas.
Cindera mata itu menurut Helmi hanya sebagian kecil pembeda dari pelaksanaan Porwanas dengan daerah lain.
“Gubernur Kalsel Sahbirin Noor atau Paman Birin meminta bagaimana kita sebagai pelaksana, untuk semua tamu, bukan hanya dapat fasilitas, tapi juga difasilitasi dari kedatangan sampai kepulangan dengan baik. Paman ingin para tamu itu datang tersenyum hingga pulang pun tersenyum. Tentu kita terjemahi dalam artian dengan memberikan fasilitas sebaik-baiknya,” kata Helmi.
Ia merincikan sejak mulai dari penjemputan peserta di Bandara Internasional Syamsuddin Noor Banjarmasin di Banjarbaru dengan menyediakan rest area yang disuguhi makanan khas Banjar.
Selain itu juga disiapkan transportasi yang nyaman dan melibatkan para porter di Bandara untuk mengangkut barang peserta hingga menginap ke hotel.
“Kita juga menyiapkan kelotok gratis yang ingin susur sungai Martapura sampai ke Pasar Terapung Lok Baintan. Karena Lok Baintan merupakan salah satu situs budaya bagian dari Geopark Meratus,” ungkap dia.
PWI Kalsel kata Helmi sangat mengapresiasi upaya Gubernur Kalsel dalam menyemarakkan Porwanas Kali ini.
Namun tentu saja Helmi berharap dukungan semua pihak agar Porwanas kali kedua di Kalsel ini dapat dikenang seluruh peserta dari daerah lain.
Porwanas XIV akan dibuka di GOR Paman Birin Banjarbaru. Sebanyak 12 cabang olahraga akan dipertandingkan. Masing-masing futsal, mini soccer, bulu tangkis, tenis meja, tenis lapangan, catur, bridge, biliar, atletik, e-Sport, dan balogo. Termasuk karya jurnalistik yang melombakan karya tulis, fotografi, videografi, dan reportase radio. Tempat pelaksanaan tersebar di Kabupaten Banjar, Kota Banjarbaru dan paling banyak di Banjarmasin.
Editor:Reza