Wartaniaga.com, Banjarbaru – Kain Sasirangan adalah kain khas dari Kalimantan Selatan, banyak para pelaku UMKM di Kalimantan Selatan yang menjual kain bermotif khusus ini, pembuatannyapun memiliki ciri khas masing-masing.
Seperti halnya yang dilakukan oleh salah satu rumah Produksi Sasirangan Asparagus yang sudah beroperasi 10 tahun yang lalu, yaitu sejak tahun 2013, Siti Salmah adalah owner atau pemilik galeri ini.
“Sejak 2013 kami bekerjasama dengan pengrajin sasirangan yang berada di km 8 Handil Manarap Kabupaten Banjar membuat kain sasirangan, kainnya kami siapkan kemudian diolah menjadi kain yang bermotif. Setelah itu, kami buatkan pewarnaan serta bordir sesuai permintaan,”ujar wanita pensiunan BKKBN ini kepada Wartaniaga saat ditemui dikediamannya. (26/9).
Akan ketertarikannya menggeluti usaha kain sasirangan ini, ia menceritakan bahwa sebelumnya waktu belum pensiun pernah menjadi petugas lapangan, karena banyaknya permintaan maka dengan melihat orang-orang yang membuat sasirangan dan mengerjakan disitulah jiwa bisnisnya untuk menjual kain sasirangan.
Dirumahnya yang berada di jalan RP Soeparto Banjarbaru, Siti Salmah yang dibantu oleh 4 orang dari kelompok binaannya setiap hari memproduksi Kain Sasirangan, ada yang bertugas mewarnai dan juga ada yang melukis selanjutnya ada juga yang membordir.
Satu lembar kain sasirangan, ia mematok harga mulai dari 120 ribu rupiah dan untuk yang pakai Bordir seharga 200 ribu rupiah sampai 220 ribu rupiah tergantung banyak motifnya baik lukis maupun bordirnya.
Sedangkan untuk pemasaran, selain dari instansi atau kantor dari Pemerintah Kota Banjarbaru, dan juga sering membawa tamunya langsung ke galerinya, atau pesan melalui telepon dan whatsapp telepon selulernya.
“Untuk menambah pemasaran dan kualitas kami sering diikutkan oleh pemerintah kota pelatihan-pelatihan bersama UMKM, juga diikutkan di HARGANAS yang diikuti oleh BKKBN Kalsel diseluruh Indonesia, pameran-pameran yang diadakan oleh pemerintah daerah maupun kota, paling tidak produk kami dipromosikan mereka,”ungkapnya.
Siti Salmah pensiunan BKKBN ini merasa senang meskipun sudah pensiun, ia bisa membantu tetangga atau beberapa orang yang ikut bekerjasama dalam memproduksi dan menjual kain kebanggaan urang Banua ini bisa eksis dan menjadi penopang ekonomi keluarga.
Editor : Eddy Dharmawan