Wartaniaga.com– Aneh, kasus tawuran antar pemuda dan remaja marak di Banjarmasin dalam beberapa bulan terakhir, apa yang salah? Bak seperti di Jakarta.
Cara yang bisa dilakukan, dimulai dengan mengidentifikasi adanya kelompok atau geng anarkis di lingkungannya, terutama yang melibatkan anak-anak di dalamnya untuk membuat pencegahan agar geng-geng ini bersifat tidak anarkis.
Jangan dianggap sepele, menurut saya perlu antisipasi cepat sebagai bentuk pencegahan agar tidak terulang lagi, pada intinya masyarakat semua pihak dapat berperan dalam upaya intervensi untuk mencegah tindak kejahatan tawuran yang melibatkan anak di lingkungannya, caranya dapat diawali dengan mengidentifikasi potensinya.
Memang tidak jauh dengan di daerah lain, menurut saya di Banjarmasin ini tawuran remaja kostum putih dan hitam, apakah dugaan saya bisa jadi modus tawuran karena terinspirasi tontonan film atau video animasi seperti tokyo revenggers yang menceritakan dua geng tokyo manji berkostum hitam dan geng valhalla berkostum putih, menjadi saling olok, pada akhirnya berakhir dengan aksi saling melukai antarkelompok yang berseteru, hal itu juga perlu ditelusuri supaya bisa sebagai bahan kajian dan masukan dalam pencegahan semua pihak.
Apalagi, pada kelompok tersebut melibatkan anak-anak yang masih dalam masa pencarian jati diri. Sehingga memerlukan kelompok yang menguatkan eksistensi mereka.
Memang selama ini kita melihat pencegahan tawuran di daerah lain hanya dilakukan melalui imbauan, pembinaan dan penyuluhan, selama itu pula tawuran akan bisa terulang lagi.
Menurut saya tawuran merupakan bentuk kekerasan khas karena para pelakunya tidak bertindak atas dasar politik atau ekonomi, tetapi untuk identitas kebanggaan.