Kabut Asap Semakin Tebal, Puluhan Siswa Terserang Batuk

Wartaniaga.com, Banjarbaru – Semakin menebalnya kabut asap akibat Karhutla yang seakan tak terkontrol sudah mulai mengganggu kesehatan pelajar. Di sekolah swasta Sekolah Islam Qardhan Hasana ini salah satunya, beberapa siswanya mulai terserang batuk dan pilek yang diduga akibat kabut asap.

Salah satu pengajar di sekolah itu, mengaku ada puluhan siswa yang mengalami batuk, pusing dan pilek. Hal itu tentunya membuat proses belajar jadi terganggu dan hilangnya konsentrasi siswa dalam menangkap pelajaran.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Ia berharap, hal itu segera mendapat perhatian dari pemerintah, misalnya adanya bantuan antibiotik dan lainnya.

“Mudahan ini bisa ditanggapi pemerintah untuk menekan angka penderita Ispa,” katanya saat ditemui di sekolah yang beralamatkan di Jalan Rahayu Komplek Qardhan Hasana itu.

Menanggapi hal itu, Kepala Seksi pencegahan dan pengendalian penyakit menular, Siti Khadijah, SKM, saat ini pihaknya hanya bisa memberikan penyuluhan saja dan tidak menyediakan obat seperti antibiotik untuk daya tahan tubuh pada masyarakat.

“Surat edaran dan penyuluhan sudah cukup menjadi pencegahan sebelum terjadinya Ispa, bahkan bulan juli lalu sudah dihimbau tapi kalau untuk minta antibiotik kami tidak menyediakan,” pungkasnya.

Hal ini, dipicu juga akibat tidak adanya anggaran khusus untuk pencegahan lah dalam menghadapi penyakit itu sendiri. Namun, soal kesehatan masyarakat yang harus menumbuhkan kesadaran diri sendiri dalam menjalankan pola hidup sehat bukan karena Dinkes Kota.

“Saat ini, kami masih terbentur dengan masalah anggaran dalam penyediaan suplemen antibiotik, Dinkes Kota sendiri menegaskan kepada masyarakat agar tetap waspada dan kembali lagi pada kesadaran diri serta lakukanlah upaya pola hidup sehat,” bebernya.

Ia menambahkan, antisipasi ISPA bisa jadi diikutkan sertakan mulai sejak balita, karena umur ini lah antisipasi itu dimunculkan untuk itu mereka hanya bisa melayani posyando yang dibina melalui perwakilan masyarakat yang memiliki pola hidup sehat bukan penyedia suplemen antibiotik.

“Kami sudah memaksimalkan pelayanan terhadap masyarakat melalui perwakilan agar menjadi kader yang paham akan kesehatan dan langsung dari pengawasan Dinkes Kota Banjarbaru,” ucapnya.

Ia menambahkan lagi, apabila masyarakat sudah masuk ke tingkat phoenomea (Ispa tingkat akut) bawalah ke IGD terdekat atau Rumah Sakit. Pihaknya hanya melakukan monitoring dan sosialiasi saja.

“Poenomea itu sudah masuk akut, kalau hal itu terjadi langsung bawa ke IGD atau RS terdekat, Dinkes kota hanya monitoring dan sosialisasi bukan penyedia antibiotik apalagi gratis, itu semua otoritas pelayanan ada pada puskesmas,” ucapnya.

Selain itu, masalah ini justru sampai sekarang belum mendapatkan solusi yang tepat dan titik terang dalam mengatasi pencegahan serta mampu membantu memerangi terhadap penyakit tahunan tersebut, Karena sekarang, pihak Dinkes Kota masih terlalu berharap dengan kinerja puskesmas.

Reporter : Riswan
Editor : Hamdani
Foto : Riswan

Pos terkait

banner 468x60