Banjarmasin Minim Pemilih Rasional

Wartaniaga.com, Banjarmasin – Meski dikenal memiliki masyarakat agamis, Kota Banjarmasin tetap tidak pernah bisa lepas dari jerat politik uang atau yang sering disebut money politic, baik dalam pemilihan kepala Negara (Pilpres), pemilihan legislatif (Pileg) maupun pemilihan kepala daerah (Pilkada), Sabtu 28/9/2019.

Hal ini diungkapkan oleh Pengamat Politik Universitas Lambung Mangkurat, Taufik Arbain mengatakan berdasar pada survey yang dilakukannya pada sejumlah tempat di Banjarmasin membuktikan angka money politic di Banjarmasin masih cukup tinggi.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

“Saya pengalaman melakukan survey pada beberapa tempat hasilnya adalah 47,3 persen masyarakat kota Banjarmasin tergolong pemilih transaksional,” ucap Taufik kepada sejumlah awak media beberapa waktu lalu.

Menurut Taufik, pemilih transaksional sangat banyak ditemui di kawasan pinggiran kota serta sedikit kasus pada masyarakat menengah keatas, hal ini tentunya dipengaruhi oleh faktor ekonomi masyarakat yang membuat pesta demokrasi harus melibatkan transaksi.

“Minta maaf saya, golongan pemilih transaksional ini banyak ditemui dikalangan masyarakat pinggiran dan sedikit pada masyarakat menengah keatas,” ungkapnya.

Ia membagi jenis pemilih di kota Banjarmasin kepada tiga kategori yakni pemilih transaksional, pemilih rasional dan pemilih emosional, ketiga kategori tersebut didominasi oleh pemilih transaksional dan pemilih emosional.

“Yang paling dominan saya kira ada pada kedua kategori itu, transaksional dan emosional,”bebernya.

Hal ini tentunya menandakan kota Banjarmasin minim akan pemilih rasional akibat dua golongan pemilih transaksional dan emosional mendominasi lingkup masyarakat yang menjadi pemilih di kota Banjarmasin.

“Ada juga sedikit pemilih yang rasional yang mana mereka akan memilih kader kader yang memang memiliki kapasitas dan kapabilitas,” katanya.

Reporter : Aya
Photo : Ist

Pos terkait

banner 468x60