Wartaniaga.com, Banjarmasin- Kawasan kuliner Baiman yang digadang-gadang menjadi salah satu destinasi wisata kuliner di Banjarmasin ternyata tidak seperti yang diharapkan. Diresmikan pada Januari 2017 yang lalu, belum genap 2 tahun kawasan yang berada di Jalan A.Yani km 4,5 Lingkar Dalam ini mulai sepi pengunjung.
Berdasarkan data yang dihimpun wartaniaga.com, awalnya PKL kuliner Baiman berjumlah 60 pedagang, namun saat ini hanya tersisa 30 saja atau telah berkurang 50 persen. Angkat kakinya mereka dari kawasan itu selain karena sepinya pembeli juga beban sewa yang memasuki tahun kedua ini sudah tidak lagi ditanggung pemko Banjarmasin.
Anggota DPRD Kota Banjarmasin, Sri Nurnaningsih, menilai harusnya pemko Banjarmasin mencarikan solusi agar para pedagang tetap bertahan di sana.
“ Pemko Banjarmasin mestinya bertanggung jawab terhadap para PKL Kuliner Baiman, jangan lepas tangan begitu saja setelah memindahakan mereka dari kawasan sepanjang Jalan A. Yani” ujarnya
Lebihlanjut politisi partai Demokrat ini mengatakan, apalagi saat ini biaya sewa lahan tidak ditanggung oleh pemko lagi. “Ini akan lebih memberatkan pada pedagang” tuturnya
Sebaiknya, sambung Sri, pemko Banjarmasin mencarikan solusi agar kawasan itu ramai dan para pedagang mau bertahan di sana. “ Adakan acara setiap minggu atau panggung hiburan yang dapat menarik minat masyarakat untuk datang ke sana adalah salah satu yang bisa dilakukan oleh Pemko Banjarmasin” terangnya kepada wartaniaga.com
Sementara itu, pengamat tata kota, Subhan Syarief menilai pemko Banjarmasin tidak memiliki kajian mendalam saat mengambil keputusan untuk memindahkan mereka dari tempat semula.
“Pemilihan lokasi belum dikaji secara mendalam yang sejalan dengan karakteristik PKL , ini menyebabkan menurunnya pendapatan para pedagang karena pengunjung menyusut tidak seperti saat berdagang dulu di pinggir jalan A.Yani “ ujarnya.
Pria yang juga Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kalsel ini, menambahkan dari sisi penataan lahan dan model bangunan terkesan asal jadi dan tidak ditunjang oleh even- even rutin yang menarik minat orang untuk berkunjung.
“Membuat even-even yg terjadwal, bisa mingguan atau bahkan harian sebagai “magnet kawasan” sehingga orang minat untuk berkunjung” jelasnya seraya menambahkan penataan blok- blok pedagang makanan dan minuman harus diatur lagi. Jangan sampai banyak tercipta blok kawasan potensial dan kurang potensial, sehingga terjadi penumpukan pengunjung hanya pada titik tertentu saja.
Menurut Subhan, sebagai ransangan daya tarik, maka pemko juga bisa berikan insentif dan reward bagi pedagang dan pengunjung dimoment tertentu.
Lebih lanjut, magister teknis ITS Surabaya ini mengatakan pemko harus mengatur dan menempatkan pedagang unggulan yang makanan atau jualannya khas.
“ Jadikan kawasan PKL Baiman tidak hanya sekedar tempat berdagang makanan, tapi jadikan sebagai pusat wisata kuliner” katanya kepada wartaniaga.com
Penulis : Didin Ariyadi
Foto : Hamdani