Wartaniaga.com, Banjarbaru – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Joewono tidak menyangka angka inflasi bulan ini turun menjadi 3,52%, dari bulan lalu diangka 4 %. Padahal menurutnya bahwa BI memperkirakan inflasi itu puncaknya pada bulan September 2023.
Demikian disampaikannya pada saat memberikan sambutan di acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di gedung KH Idham Chalid, Komplek Perkantoran Gubernur Kalsel, Kelurahan Cempaka Banjarbaru, Senin (10/7).
“Dan tentunya bukan perihal global itu turun, tetapi pasokannya terjaga oleh pemerintah daerah, oleh Bapanas. Jadi kemaren diacara Gerakan Pangan Indonesia mengatakan orang Amerika dan Malaysia harus belajar ke Indonesia,” ujar Doni.
Doni mencontohkan di Amerika, Eropa belum lagi di Budapest Hongaria, inflasi di Budapest 25% dan tidak terselesaikan sampai sekarang. Di Indonesia dari 11,57% pada awal tahun sekarang sudah 3,52%.
“Bahwa semua gubernur sekarang konsen itulah keberhasilan kita. Di Amerika inflasi itu hanya bisa diselesaikan dengan menaikkan suku bunga, seperti layaknya bank sentral di Negara-negara lain,” ungkapnya.
Tetapi lanjut Doni, di Indonesia punya pemerintah daerah dan gubernur, tidak hanya policy suku bunga untuk menaikkan tetapi kita punya policy supply yang didukung oleh seluruh gubernur di seluruh Indonesia.
“Walaupun neraca pangan di Kalimantan Selatan semua surplus, tetapi menjadi konsen kita semua di Kalimantan ini beras masih inflasi cukup tinggi meskipun seperti minyak goreng, cabe neraca pangan sudah surplus tapi inflasinya masih 16%,” sambungnya.
Ia melanjutkan bahwa patut untuk waspada walaupun diketahui bahwa GNPIP sudah di kick off di Desember 2022 di Kalimantan ini. “Dan tentunya kerjasama semua pemerintah Kalimantan itu sangat kami dukung dari pemerintah pusat maupun Bank Indonesia,” ucapnya.
Doni juga memberikan apresiasi kepada Gubernur Kalimantan Selatan yang telah memberikan subsidi transpormasi yang mungkin di daerah lain belum dilakukan.
“Selain kerjasama antar daerahnya yang sudah berhasil, ada juga yang menarik dari program yang dilakukan oleh Gubernur Kalimantan Selatan yaitu Siska Ku Intip, yang mendapatkan penghargaan Satya Lancan Wira Karya oleh Presiden,” tandasnya.
Terakhir Doni mengatakan bahwa kita harus mempunyai neraca pangan. Karena menurutnya tidak semua provinsi punya neraca pangan atau istilah BI itu data pangan.
“Oleh karena itu, kami akan terus mendukung seluruh provinsi terutama Kalimantan Selatan untuk memberikan tesis BI, seperti tadi padi apung untuk meningkatkan hasil padi dilahan rawa, Siska Ku Intip dan pupuk organik. Target kita nasional yaitu inflasi dari 3,2 sampai 3,3 % itulah yang akan kita capai sampai akhir tahun 2023,” pungkas Doni.
Selain Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, turut berhadir Deputi Bapanas I Gusti Ketut Astawa, Kepala Perwakilan BI Kalsel, perwakilan Sekda SE Kalimantan dan para pejabat SKPD serta para undangan.
Editor : Eddy Dharmawan