Wartaniaga.com, Banjarbaru- OTAi Indonesia terus berupaya menjadikan pesantren- pesantren di Indonesia dapat mandiri secara ekonomi. Salah satunya dengan melakukan studi tiru ke OTAi Group Malaysia sebagai sentral dari organisasi ekonomi ini.
Untuk itu, Presiden OTAi Indonesia, Dr KH Muhammad Abdul Hamid Marzuqi S.Pd.I, MM atau lebih akrab disapa Gus Hamid mengajak sekaligus memimpin 80 orang ulama se Indonesia mengunjungi OTAi Group Malaysia.
Tujuannya agar para santri-santri diponpes yang dipimpin para ulama ini dapat memiliki jiwa enterpreneurship seperti yang ada di OTAi Group Malaysia.
Delegasi rombongan diantaranya diikuti oleh ulama-ulama dari Kalimantan Selatan ( Kalsel), Jawa Barat, Jawa Timur dan beberapa dari Sumatera.
” Ustadz Fauzan anak dari almarhum Tuan Guru Kapuh, Kandangan jugavikut rombongan kita ke sana,” ujar Gus Hamid mengungkapkan.
Selain itu, ada Gus Ghofirin ulama dari Jatim dan para ustadz dari Ponpes Al Amin Parinduan, Madura yang ikut serta ada studi banding ini.
Bagi Gus Hamid, kegiatan yang dilaksakan sejak 21 hingga 24 Juli lalu ini bukan hanya untuk meniru sistem yang telah dijalankan OTAi Group Malaysia saja tetapi juga bagaimana menularkan semangat enterpreneurship pada para santri nantinya.
” Kita berharap pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh di OTAi Malaysia ini dapat diterapkan dip ponpes masing-masing nantinya,” kata Pimpinan Ponpes Walisongo, Banjarbaru ini.
Diungkapkannya, OTAi Group Malaysia bukan saja memiliki sistem dan perniagaan yang baik tetapi mereka juga sudah memiliki bank sendiri untuk membiayai usaha para santrinya.
” Di sana tidak ada bunga bank atau riba, sistem yang dijalankan berdasarkan ekonomi Islam, tak ada riba atau bunga bank,” jelasnya.
Bukan itu saja, tambah Gus Hamid mereka juga punya sistem bisnis berjamaah, dimana sistem kerjanya bagi hasil. ” Dengan sistem ini tak ada bos atau karyawan semuanya sama pemilik usaha dengan sistem bagi hasil,” paparnya.
Gus Hamid berharap ponpes yang ada di Indonesia juga dapat menyiapkan para santrinya, memiliki jiwa enterpreneurship sehingga mereka mampu mandiri secara ekonomi.
” Tak hanya pandai berdakwah tetapi santri juga harus mandiri secara ekonomi sehingga mereka bisa fokus dalam dakwahnya,” harap ulama peraih penghargaan Santriprenuer Award 2023 ini.
Editor : Fairuz Reza