Wartaniaga.com, Paringin – Warga Suku Dayak Desa Sawang yang merupakan desa terpencil di perbatasan Kabupaten Balangan dan Kabupaten Kotabaru memiliki mimpi untuk hidup lebih layak, selain itu agar mampu bertahan hidup mereka dituntut harus memiliki kreatifitas tersendiri.
Salah satu Ketua RT di Desa Sawang, Oget mengatakan pihaknya ingin sekali desanya dapat seperti desa yg lainnya berkaitan dengan infrastruktur jalan yang memadai, bukan jalan yang hanya bisa ditempuh dengan roda 2.
“Sebuah jalan yang cukup rawan dan mengkhawatirkan, di karenakan sepanjang jalan dikiri dan kanannya hanya ada jurang jurang yang dalam,” bebernya saat ditemui wartaniaga.com, Selasa (5/11).
Penduduk Warga Suku Dayak
Terlebih menurutnya tidak ada aliran listrik dilokasi, Desa Sawang hanya menggunakan tenaga surya yang di produksi pada siang hari agar bisa menerangi rumah penduduk ketika malam hari.
Meski demikian Oget tetap bersyukur karena di desa mereka walaupun terletak di ujung kampung yang perlu waktu beberapa jam untuk menempuhnya, namun kerukunan warga Sawang sangat akur dan kompak.
Sementara itu, salah seorang warga wanita pengrajin bakul, Uuy berkata penghasilan dari warga setempat sebagian besar hanya dari pengrajin tampah, bakul dan sejenisnya yang berbahan dasar dari bambu hutan.
Kerajinan Khas Warga Suku Dayak
Kemudian, warga lainnya, pria pengrajin bakul, Arsanaidi menyebutkan membuat bakul yang cantik dari bambu adalah salah satu kerajinan khas Warga Suku Dayak di Desa Sawang, Meskipun begitu warga sawang masih terkendala dengan pemasaran karena jalan sangat jauh yang harus ditempuh untuk menjualnya.
“Kami berharap suatu saat nanti bisa menjual barang yang kami bikin dengan mudah, biar ekonomi masyarakan disini meningkat,” pungkasnya.
Reporter : Agus
Editor : Muhammad Zahidi
Foto : Agus