Jadi Juru Parkir, Shinta Impikan Ingin Naik Haji

Jadi Juru Parkir, Shinta Impikan Ingin Naik Haji

Wartaniaga.com, Banjarmasin – Momentum Hari Ibu banyak bermunculan kisah-kisah inspiratif dari seoarang wanita yang hebat yang tersebar di beberapa akun sosmed maupun website. Tak mau ketinggalan itu, Wartaniaga.com juga mencoba mengekspos cerita dari sosok wanita yang patut ditiru semangat kegigihannya.

Namanya Shinta, bila wanita pada umumnya mengurus pekerjaan rumah, namun sosok wanita paruh baya ini berbeda. Demi menutupi kebutuhan ekonominya ia harus kerja keras menjadi seorang juru parkir membantu suaminya di kawasan wisata Siring Menara Pandang, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Juru Parkir Ingin Naik Haji

Meskipun bersuami dan memiliki tiga anak, pilihan menjadi tukang parkir sebenarnya tidak diinginkanya, karena kerjaan yang berat dan biasanya dilakukan oleh kaum adam.

Sebelum menjadi juru parkir, ia sempat berdagang bubur khas banjar seperti bubur sumsum, intalu karuang serta bubur baayak yang dijajakan didepan rumahnya sendiri, di Kampung Gadang, Kelurahan Gadang. Dagang bubur itu ia dibantu oleh anak sulungnya bernama Dessy.Juru Parkir Ingin Naik Haji

Namun ketika sang anak berkeluarga, Shinta kewalahan untuk membuat bubur karena tidak ada yang membantunya. Akhirnya ia memilih untuk berhenti, dan tidak lama itu membantu suaminya menjadi tukang parkir.

Setiap pagi, setelah pekerjaan rumah selesai, ia langsung menuju kawasan wisata tersebut untuk membersihkan sekaligus menyiapkan tempat parkir agar wisatawan yang berkunjung bisa dengan mudah memarkirkan kendaraannya.

Baginya, sedikit demi sedikit pundi rupiah dikumpulkan dari wisatawan. Ia hanya mematok tarif sesuai dengan standar yang diberikan oleh Dishub Kota Banjarmasin yaitu Rp 2 ribu.

Setelah terkumpul, disini peran Shinta sebagai seorang ibu dalam memanagemen keuangan keluarga pun keluar. Hasil parkir tersebut dipisahkannya antara keperluan keluarga, untuk anak, setoran serta untuk tabungan ketika sudah memasuki masa tuanya.

Selain itu, setiap hari ia juga menyisihkan beberapa rupiah yang ditabung untuk mewujudkan mimpinya yaitu mengunjungi makam Nabi Besar Muhammad SAW sekaligus melaksnakan rukun islam ke-5 yaitu mendatangi Masjidil Haram untuk melaksanakan Haji.

Shinta merupakan satu-satunya perempuan yang menjadi juru parkir dikawasan wisata Siring Menara Pandang. “Kebanyakan yang jaga parkir disini laki-laki mas, perempuan hanya saya,” ucapnya.

Walaupun ia menjadi kaum minoritas didunia kerjanya, Shinta tidak merasa minder dan malu dalam menjalani profesi yang ia jalani sekarang.

“Buat apa malu kalau kita nyari nafkah dengan cara halal,” tegasnya.

Dengan penuh semangat ia menjaga dan merapikan parkiran kendaraan pengunjung, namun Ketika disinggung tentang momen hari ibu ia terdiam sembari tersenyum. Matanya seakan menahan air mata yang hendak keluar.

Shinta tidak berharap yang macam-macam. “Momen hari ibu ini saya pribadi hanya berharap agar bisa menjadi seorang perempuan yang tegar dalam menghadapi cobaan kehidupan yang saya lalui,” harapnya.

Ia menyebut bahwa semua wanita di dunia ini pasti tidak ingin menjadi sosok yang lemah dan hanya bergantung pada pendapatan suami saja.

“Kita diciptakan sebagai wanita pasti diberikan tuhan kekuatan yang lebih dari yang lain, kita bisa menjadi seorang ibu, membantu mencari nafkah, dan hati yang kuat dalam menghadapi cobaan hidup,” tegasnya. Prinsip seperti itulah yang tertanam dalam diri Shinta, sang juru parkir wanita di Kawasan Wisata Siring Menara Pandang.

Reporter : Zakiri
Editor : Hamdani
Foto : Zakiri

Pos terkait

banner 468x60