Wartaniaga.com, Banjarmasin – Usia 493 tahun yang disandang oleh Kota Banjarmasin memang layak disebut sebagai Kota Tua, seiring dengan usianya tersebut banyak pula cerita yang dilaluinya, seperti halnya pada jaman penjajahan dahulu Banjarmasin Kota Tua ini tidak terlepas dari incaran bangsa Benua Eropa karena banyaknya rempah rempah yang dihasilkan sumber daya alamnya, bahkan Banjarmasin sebagai Kota Tua ini juga dikenal sebagai kota Venesia dari timur, pasalnya hampir seluruh kegiatan ekonomi dan bisnis serta sosial masayarakatnya terjadi diatas aliran sungai.
Sebagaimana diungkapkan, Sejarawan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Mansyur S.Pd M.Hum, bahwa Banjarmasin “Kota Tua” tempo dulu dikenal sebagai kota Venesia dari timur, sebab hampir seluruh kegiatan masyarakat setempat terjadi diatas aliran sungai, dari kegiatan perdagangan hingga interaksi sosial dengan sesama.
Banjarmasin Disebut Sebagai Kota Tua
“Kami ingin menggali dan mengenang kembali nilai-nilai masyarakat Banjar yang selalu berkaitan dengan sungai yang dulunya bernama Sungai Banjar Kecil ini,” ucapnya disela kegiatan ekspedisi jalur rempah di Sungai Martapura Kota Tua Banjarmasin, Kalimantan Selatan (6/11).
Menurut Mansyur, Kegiatan tersebut diadakan tidak hanya untuk mengenang sejarah saja, namun untuk lebih menunjukkan kepada generasi milenial saat ini bagaimana wajah Banjarmasin saat ini dibanding kondisi Banjarmasin zaman dulu.
“Perbedaan ini lah yang menjadi peristiwa sejarah dan akan kita angkat sebagai dinamika perubahan pada masyarakat Banjar,” tambahnya.
Ketua PSP Sejarah FKIP ULM Drs. Rusdi Efendi mengatakan pihaknya menyambut baik adanya praktikum terpadu tersebut, sebab kegiatan ini akan menambah wawasan sejarah lokal bagi seorang calon guru di kawasan Sungai Martapura.
“Karena kebanyakan masyarakat hanya tahu tentang sejarah di daratan, padahal ketika abad 17 sampai 19 sungai ini adalah modal sarana transportasi utama peredaran perdagangan lada bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia berharap agar seluruh mahasiswa yang mengikuti kegiatan jalur rempah ini bisa meresapi jejak sejarah di sungai yang akan mereka lalui, “Karena sungai adalah sarana yang paling penting bagi masyarakat Banjar,” tegasnya.
Sementara itu, rute yang dilalui mulai dari Siring Bekantan menuju Pelabuhan Lama Banjarmasin yang pada awal abad 19 menjadi pelabuhan utama kapal Belanda untuk mengangkut rempah ke Benua Eropa, sampai dengan kepelabuhan terminal Martapura Baru sebagai pelabuhan rakyat yang masih bertahan hingga saat ini dan mempunyai nuansa lokal yang khas dengan perahu-perahu Phinisinya.
Reporter : Zakir
Editor : Muhammad Zahidi
Foto : Zakir