Muram Band, Rock Cadas Terinspirasi Ricuhnya Demo

Muram Band, Rock Cadas Terinspirasi Ricuhnya Demo

Wartaniaga.com, Banjarmasin – Muram band, salah satu band indie yang berdiri sejak 22 September 2019 di Kota Seribu Sungai ini, mencoba peruntungannya lewat genre Rock Hardcore dan menjadikan musik tersebut sebagai jati diri mereka.

Menurut Gorey, sang vokalist, terbentuknya band ini akibat kegelisahan yang melanda mereka terhadap insiden demo di Indonesia hingga memakan korban, hingga akhirnya tercetus lah nama Muram untuk nama resmi dari band tersebut.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

“Kami mengapresiasi band serta lagu yang diciptakan untuk pejuang muda di Indonesia khususnya di Kalsel,” ujarnya kepada Wartaniaga.com disela Musik Selaras yang dilaksanakan oleh Big Music Generation STKIP PGRI Banjarmasin dan Sonicfuzz Records. Sabtu malam (20/10).

Gorey mengungkapkan musik yang mereka kembangkan bukan hanya dari rock, metal dan hadcore saja, namun, dipadu dengan genre punk membuat band ini seolah-olah menciptakan suasana musik cadas baru di Kota Baiman.

“Betul, pastinya kami inginkan yang beda dan terserah sih kalau orang mendifinisikan apa,” bebernya.

Ia menyebutkan, single ‘Rimba Membara’ menjadi andalan single mereka yang tidak disangka langsung naik sebagai video klip pertama yang didukung penuh oleh beberepa musisi cadas lainnya di Kota Banjarmasin seperti Budi Gunsmoke dan Bilik Senyawa serta Man Power dari Gerombolan Siberat sebagai kru dalam penggarapan proses syutingnya.

“Alhamdulillah, sangat diapresiasi sekali oleh teman-teman semoga hasilnya memuaskan,” ungkapnya.

Gorey mengungkapkan lagi, prosesnya akan cukup rapi dan memuaskan, dibalik cerita ‘Rimba Membara’ tersebut memang terinspirasi dari serbuan bom asap saat terjadinya kericuhan yang terjadi seluruh Indonesia hingga tertuang lah sebuah konsep yang apik akan disuguhkan oleh mereka nantinya.

“Tunggu aja lah hasilnya, nanti dikasih tahu kok link khusus VC nya, sengaja aja bikin penasaran,” pungkasnya.

Band yang terdiri dari Gorey (Vokal), Odien (Gitar), Ferry (Bass) dan Aulia (Drum) menjadikan satu kesatuan band ini terus berkarya dan bisa dinikmati oleh pecinta cadas di Banjarnasin, walaupun tidak berharap seberapa besar atmosfher yang diterima oleh masyarakat luas terutama nasional.

“Kita berkarya aja dulu kalau bicara layak atau tidak layak nanti masyarakat yang menentukan,” tutupnya.

Reporter : Riswan
Editor      : Hamdani
Foto        : Riswan

Pos terkait

banner 468x60