Wartaniaga.com,Banjarmasin-Potensi bertumbuhnya ekonomi syariah di Kalimantan Selatan (Kalsel) ternyata sangat besar. Pada tahun 2018 yang lalu saja, Kalsel menyumbang 30 persen dari total aset bank syariah se Kalimantan.
Branch Manager Bank Muamalat Banjarmasin, Betha Muhammad Zaky kepada wartaniaga.com mengungkapkan jumlah itu setara dengan Rp 6,7 triliun dan hanya terpaut 9 persen dari Kaltim yang berada diurutan pertama sebagai penyumbang terbesar di Kalimantan.
Menurutnya, jumlah ini diperkirakan akan bertambah disebabkan beberapa faktor. “ Kami optimis pertumbuhan ekonomi syariah di Kalsel akan meningkat karena masyarakat Kalsel yang religius dan tingkat kesadaran beragama yang tinggi” ujarnya di kantor Bank Muamalat Banjarmasin, Rabu (27/2).
Dikatakan Zaky, ini hanya gambaran dari sektor keuangan saja belum sektor lain yang juga mendukung berkembangnya ekonomi syariah. Misalnya, property syariah dan sektor usaha haji dan umroh.
“ Jamaah haji dan umroh di Kalsel sangat banyak, puluhan tahun antri untuk dapat berangkat haji. Ini merupakan peluang bagi ekonomi syariah. Belum lagi ditambah sektor lain seperti wisata halal atau property syariah” paparnya.
Berdasarkan itu, pihaknya yakin ditahun ini Kalsel dapat menyumbang 50 persen aset perbankan syariah di Kalimantan. “ Jika semua stakeholder mau bersama-sama mengembangkannya, maka bukan tidak mungkin angka 50 persen dapat dicapai pada tahun ini” harapnya.
Sementara itu, Salahuddin Bahri, SE mengatakan indikasi potensi pasar syariah ini dapat berkembang karena penduduk yang mayoritas muslim dan mereka perlu sarana untuk hijrah ke sistem syariah.
“ Mengingat besarnya pangsa pasar ekonomi riil syariah sudah sepatutnya kita mengembangkan, membangun sinergi sehingga mampu meningkatkan peran sektor ekonomi syariah secara global” ucap Manager Baitul Mal wa Tamwil (BMT) Amanah ini.
Baginya, potensi pasar syariah di Kalsel yang bisa digarap dan kembangkan yaitu sektor Keuangan, pariwisata syariah dan produk halal.
Meski demikian, katanya perkembangan 3 sektor tersebut akan bisa bertumbuh optimal jika peran pemerintah daerah bisa mengeluarkan kebijakan yang pro syariah dan mendukung pengembangannya.
“ Jika sektor keuangan sudah ada perbankan syariah, maka mengembangkan wisata syariah perlu dukungan dari pemerintah khususnya menyangkut berbagai kebijakan yang mendukung berjalannya sistem itu” terangnya.
Selanjutnya produk halal dengan membangun infraskturnya, menampung UKM dengan didorong jajanan berkualitas, karena Islam melarang barang yang tidak baik dan membahayakan juga perlu dilakukan. “Ekonomi syariah tidak hanya memperhatikan aspek material tetapi juga spritual” jelas Ketua Hipmikindo Kota Banjarmasin ini.
Dirinya menuturkan,ekonomi syariah dapat menjadi pilar kemandirian ekonomi menuju kesejahteraan, pasalnya sistem ini merupakan wujud praktis dari ekonomi kerakyatan yg menjadi sumber harapan masa depan terutama di Kalsel.
“ Dan bukan angan-angan kosong apabila nanti Indonesia masuk dalam jajaran pusat industri syariah dunia serta menjadi pioner ekonomi syariah dunia” katanya.
Penulis : Didin Ariyadi
Foto : Didin Ariyadi