Wartaniaga.com,Banjarmasin- Bank Indonesia memperkirakan pertubuhan ekonomi Kalimantan Selatan (Kalsel) pada tahun 2019 ini berpotensi mengalami peningkatan hingga 5,8 persen. Demikian dikatakan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalsel, Herawanto saat temu tahunan pimpinan redaksi media massa dengan Bank Indonesia.
Menurutnya, peningkatan pertumbuhan ekonomi ini lebih banyak bersumber dari permintaan domestik antara lain, konsumsi swasta, investasi dan pemerintah.
“ Konsumsi swasta diperkirakan mengalami pertumbuhan seiring dengan peningkatan kinerja sektor primer yakni pertanian dan industri” jelasnya, di Banjarmasin (10/1).
Sedangkan di sisi investasi dan pemerintah, kata Herawanto, juga masih menjadi sumber, mengingat banyaknya pembangunan infrastuktur yang berkelanjutan dari tahun ke tahun. “ Pembangunan infrastruktur multiyears masih banyak berjalan baik itu proyek milik pemerintah atau swasta seperti industri CPO” ujarnya.
Ditambahkannya, walau tumbuh melamban, namun APBD tahun 2019 pasti akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Kalsel. “ APBD pasti akan menjadi salah satu pendorong meningkatnya perekonomi sebuah darerah tidak terkecuali Kalsel” kata Herawanto.
Maski demikian, pada sisi ekpor dan import Kalsel diperkirakan cendrung stagnan yang dipengaruhi lambatnya pereknomian global. “ Diperkirakan ekspor batu bara pada tahun ini melambat sejalan dengan perlambatan ekonomi Tiongkok, begitu sebaliknya import cendrung tidak bergerak seiring kondisi ekspor” jelasnya.
Menariknya, pertumbuhan ekonomi Kalsel ini lebih baik dibandingkan ekonomi nasional yang diperkirakan stabil. Hal ini disebabkan perang dagang dunia yang berakibat pada turunnya ekpor dan tingkat pendapatan. “ Ekport turun, pendapatan juga turun, maka konsumsi juga terbatas” tandasnya.
Reporter : yoga
Editor : Didin Ariyadi
Foto : Yoga