Wartaniaga.com, Banjarbaru – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Joewono memberikan apresiasi atas pengendalian pangan di wilayah Kalimantan Selatan yang mengalami surplus.
Hal itu disampaikannya, saat jumpa pers dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Kalimantan tahun 2023 di gedung KH Idham Chalid, Komplek Kantor Gubernur Kelurahan Cempaka Banjarbaru, Senin (10/7).
“Kami dari BI bersama Bappenas hadir disini selain memberikan apresiasi karena neraca pangan dan beras di Kalimantan adalah surplus. Kemudian bersama kepala Kantor seluruh Indonesia gerakan pengendalian pangan ini sangat bagus,”ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa di Negara Eropa inflasi masih 25%, bahkan di Amerika masih diatas 6% tetapi di Indonesia sudah mencapai 3,5%. Kenapa itu berhasil ?. “Karena Bank Sentralnya dibantu oleh para gubernur diseluruh Indonesia, inflasi tidak hanya menyelesaikan dengan menaikkan suku bunga, tetapi diselaikan dengan menyuplai pasokan distribusinya lancar,” lanjut Doni.
Doni meyakini bahwa inflasi di Indonesia pada akhir tahun nanti, akan mencapai 3,2 – 3,3%. Jadi kalau inflasi rendah, masyarakat sejahtera dan harga tidak mahal. Tentunya ini lanjut Doni, akan mensuport pertumbuhan Indonesia semoga bisa mencapai 5%.
“Kami juga mengapresiasi serta ucapan terimakasih, karena beberapa program dari pemerintah Kalimantan dan ada komitmen dari seluruh gubernur Kalimantan yang dihadiri oleh sekda untuk melakukan hal-hal positif seperti, Padi Apung, Siska Ku Intip dan kolaborasi sawit-peternakan yang dilakukan oleh Gubernur Kalimantan Selatan,”tutupnya.
Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbrin Noor juga mengucapkan terimakasih kepada komitmen bersama seluruh Kalimantan dan sinergisitas yang luar biasa dari pemerintah pusat.
“Kita ucapkan terimakasih kepada bapak presiden kita, pemerintah pusat melalui stake holdernya benar-benar turun ke daerah dan ini membuktikan negara sudah hadir di hati rakyatnya,”tandasnya.
Sementara itu, I Gusti Ketut Astawa Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan dari Badan Pangan Nasional mengatakan bahwa semua ini dicapai karena kolaborasi yang kuat dari semuanya.
“Karena kita kerja berbarengan, kita tahu masalahnya dan mencarikan solusinya. Ketahanan pangan yaitu menjaga ketersediaan, kemudian dengan ketersediaan kita membuat suatu neraca,”ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa bagaimana bisa membuat penganekaragaman pangan untuk konsumsi. Sehingga semakin banyak ketersediaan otomatis akan menjaga inflasi kita.
“Dan yang terakhir yaitu stop boros pangan itu paling penting, karena kita 30% dan termasuk no 3 yang paling boros di dunia. Minimal bisa menjadi 15%, sekali lagi kolaborasi yang paling penting,”tandasnya.
Terakhir, Kepala Perwakilan BI Kalsel Wahyu Pratomo mengatakan bahwa BI Kalimantan Selatan terus berkomitmen dengan mendukung stake holder daerah dibawah kepemimpinan Gubernur Kalimantan Selatan.
Editor : Eddy Dharmawan