Ada Sisi Baik di Tengah Covid 19 yang Melanda

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil

“Sedangkan  di desa, jarang ada Covid, ini data setahun terakhir. Maka kesimpulannya, harus ada masa depan baru yang jauh dari penyakit tetapi kesejahteraannya setara dengan kesejahteraan kota. Yakni hidup dari ekonomi yang bebas disrupsi yakni pangan, tetapi harus digital supaya harus bisa berjualan seperti di kota. Maka,  lahirlah terminologi “Petani Milenial”,” ungkapnya pada diskusi yang dipandu Helena Rea dari BBC Media Action.

Memang, Kementerian Pertanian (Kementan) sudah terlebih dahulu memopulerkan istilah Petani Milenial. Namun, kata Ridwan Kamil, istilah dari Kementan itu lebih fokus pada upaya mempromosikan orang yang sukses secara pribadi.

Sehingga Ridwan Kamil meluncurkan Program Petani Milenial yang mengusung 3 konsep. Yakni mencarikan lahan, memberikan pinjaman dan membeli produknya.

“Maka tinggal di desa menjadi menarik, karena jauh dari penyakit, bisa berjualan secara online, sehingga istilahnya tinggal di desa, rejekinya kota,” katanya.

Meski demikian, Ridwan mengakui, pihaknya dihadapkan pada kendala mindset atau pola pikir.

“Semangat trial and error dan adventure masih kurang. Yang mendaftar pada program ini ada 10 ribu, yang terseleksi ada 2500 orang. Inilah yang kita training dulu,” terangnya.

Agar program ini berhasil, imbuhnya lagi, maka peran media untuk menulis secara obyektif sangat diperlukan.

Pos terkait

banner 468x60