Wartaniaga.com, Banjarmasin – Bagi anda yang ingin memiliki uang banyak salah satu caranya adalah dengan menabung. Namun, banyak orang tidak memiliki pola yang benar dalam menyimpan uang.
Dikutip dari www.dbs.coms berikut ini cara menambung yang benar serta efektif untuk mengunpulkan pundi-pundi rupih.
- Buat Rencana Tabungan Yang Benar-benar Berfungsi
Sebenarnya berapa banyak sih tabungan yang kita butuhkan? idealnya, sisihkan 20% dari penghasilan bulanan dan tetap menabung sampai kita memiliki cukup uang untuk menutupi biaya hidup selama enam bulan untuk menjadi dana darurat.
Kenapa enam bulan? Nah, kalau kita di-PHK atau kita berada dalam situasi tidak mampu bekerja, enam bulan memberi kita waktu untuk pulih secara finansial. Pada saat yang sama, kita tidak ingin berlebihan dengan menghemat pengeluaran kita selama lima tahun – ini karena tabungan tidak diinvestasikan, dan tidak mengimbangi laju inflasi, yang saat ini mencapai sekitar 3%.
- Membedakan Investasi VS Tabungan
Banyak yang salah mengerti antara investasi dan tabungan. Dana tabungan adalah sejumlah uang atau aset likuid yang dapat kita akses pada saat itu juga. Ini tidak bisa dihitung sebagai untuk investasi karena nilainya bisa jatuh karena penurunan ekonomi.
Kalau kita berinvestasi dalam wujud seperti endowment plan atau obligasi, selalu ada periode waktu yang kita akan harus siap untuk berkomitmen jangka panjang (misalnya merencanakan pendidikan masa depan anak) karena kita akan harus menunggu 5, 10, atau bahkan 20 tahun sebelum kita bisa mencairkan uangnya. Kalau kita mencoba menarik uang sebelum waktu tempo, kita hanya akan mendapatkan sebagian kecil dari dari hasil investasi tersebut. Selain mendapatkan uang lebih sedikit dari yang kita harapkan, itu bisa mengacaukan rencana pensiun kita.
Sebaliknya, tabungan kita harus ada tempat yang aman dan mudah diakses, seperti rekening tabungan terpisah, tabungan ini tujunannya untuk membantu kita di masa-masa sulit, bukan untuk menambah kekayaan. Kalau kita ingin menambah kekayaan, kita harus berinvestasi sambil menabung.
- Automasikan Tabungan
Gunakan layanan seperti GIRO untuk memisahkan tabungan kita (20% jumlah yang aman) ke rekening bank terpisah saat gaji masuk ke rekening utama. Kita harus menganggap bahwa uang itu tidak ada di sana. Jika kita tidak melihat uang di rekening utama, kita tidak akan membelanjakannya dan kita tidak akan tergoda untuk menghabiskan semuanya. Selain itu, kita juga bisa menggunakan fitur spending tracker dari banyak aplikasi untuk lebih membatasi diri kalau pengeluaran kita sudah melebihi budget.
- Ubah Cara Pandang Tentang Diskon
Banyak yang termakan bujuk rayu diskon. Contohnya, kita mengganti provider internet yang tadinya Rp 400,000 menjadi hanya Rp 200,000 sebulan. Bagi kebanyakan orang, ini berarti kita telah berhasil berhemat Rp 200,000 sebulan.
Namun pada kenyataannya banyak orang tidak benar-benar ‘berhemat’. Mereka memberi selamat kepada diri mereka sendiri karena ‘menabung’ Rp 200,000 sebulan … dan kemudian langsung pergi dan menghabiskan Rp 200,000 untuk makan lebih mahal di restoran.
Hal yang sama terjadi ketika berbelanja untuk pembelian yang tidak perlu. Misalnya kita membeli perangkat headphone, karena terpancing promo turun harga yang tadinya Rp 1,000,000 menjadi hanya Rp 500,000. Sebenarnya setiap orang hanya membutuhkan 1 perangkat headphone, jadi bukannya menghemat Rp 500,000, kita sebenarnya malah membuang Rp 500,000
Jadi, pastikan bahwa ketika kita berhasil menurunkan biaya sesuatu, Kita menabung selisihnya. Membeli barang lebih murah karena diskon itu bukan menabung – itu hanya taktik pemasaran.
- Batasi Fasilitas Kredit Anda
Semakin banyak fasilitas kredit yang kita miliki, semakin banyak godaan. Tidak perlu memiliki sepuluh kartu kredit, sembilan jalur kredit, dan lebih banyak opsi pembiayaan daripada yang bisa kita hitung.
Untuk menghindari godaan, tutup akun kredit yang tidak Anda gunakan untuk menghindari godaan dan mungkin hanya cukup 1 kartu kredit dengan benefit yang paling menguntungkan
- Raih “Titik Kritis”
Ini mungkin tidak untuk semua orang, tetapi beberapa orang memiliki “titik kritis”. Inilah titik di mana menabung menjadi kebiasaan, dan tidak menabung lebih sulit dilakukan. Misalnya, kita mungkin merasa sangat senang setelah menabung Rp 10,000,000 sehingga kita hanya ingin terus menambah tabungan tersebut. Melihat uang itu di rekening bank dapat memberi kita dorongan positif, yang membuat penghematan berikutnya lebih mudah.
Terlebih lagi, jika kita memiliki dana tabungan yang tepat, kita tidak perlu menggunakan kredit berbunga tinggi, bahkan dalam keadaan darurat.
- Jika Memiliki Hutang, Cicil Sambil Tetap Menabung
Kita masih perlu menyimpan uang (setidaknya 10% dari gaji pokok), bahkan jika Anda memiliki hutang untuk dibayar. Kalau tidak, kita bisa terjebak dalam lingkaran setan. Misalnya, kita berhutang Rp 20,000,000 dan ingin melunasinya. Gaji bulanan kita sebesar Rp 20,000,000 masuk, dan kita memutuskan untuk mengeluarkan Rp 20,000,000 untuk melunasi semua hutang sekaligus. Tentu tidak masuk akal.
Bagaimana jika ada keadaan darurat lain yang tidak terduga? Bagaimana kalau ada keluarga yang sakit atau kita tiba-tiba kehilangan pekerjaan? Kita tidak akan memiliki cadangan uang tunai untuk menyelesaikan masalah ini, yang malah ujung-ujungnya bisa mengarah pada lebih banyak pinjaman dan hutang berlanjut. Untuk keluar dari itu, sisihkan sejumlah uang untuk keadaan darurat, bahkan ketika kita sedang menyelesaikan membayar utang.
Menabung membutuhkan banyak kendali diri, dan kebiasaaan alami manusia biasanya buruk dalam mengatur keuangan. Berita baiknya adalah ada banyak cara mudah untuk menghemat di Indonesia.