Wartaniaga.com, Jakarta- Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangam Sumber Daya Manusia Pertanian ( BPPSDMP) Kementerian Pertanian ( Kementan) Republik Indonesia, Prof Dedy Nursyamsi mengingatkan petani untuk tidak berlebihan dalam menggunakan pektesida kimia.
Hal ini diungkapkannya saat press conference virtual dalam rangka Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh di Ketindan, Jawa Timur.
Menurutnya, pertanian saat ini harus mulai kembali pada pertanian ramah lingkungan, tidak menggunakan pupuk kimia secara berlebihan.
” Jangan ugal-ugalan menggunakan pektesida kimia, selain merusak tanah juga tidak baik bagi kesehatan secara berkelanjutan,” katanya, Jum’at 21/7).
Dikatakannya, secara biaya pektesida kimia lebih mahal dibanding yang organik.
Dedy mengungkap, para petani bisa membuat sendiri pupuk organik dengan berbagai porensi yang ada di lingkungannya.
” Para Penyuluh sudah banyak yang bisa, belajar pada mereka atau di Youtube, mudahn saja caranya,” ujarnya.
Baginya semua petani harus disadarkan akan dampak buruk pupuk kimia secara jangka panjang. Untuk itu, pihaknya mengajak agar para petani kembali pada penggunaan pektesida nabati dan atau organik.
Meski demikian, tambahnya Kementan sadar untuk mengubah prilaku petani dari yang sebelumnya menggunakan pupuk kimia kemudian beralih ke organik tidak mudah.
” Perlu waktu dan juga dukungan semua pihak, pemerintah daerah, stakeholder terkait termasuk rekan-rekan pers,” tuturnya.
Ia berharap melalui pelatihan yang digelar bagi sejuta petani dan penyuluh ini menjadi langkah awal pertanian Indonesia yang ramah lingkungan.
” Mari kita wujudkan petani yang bersahabat dengan lingkungan melalui pertanian ramah lingkungan,” ajak Dedy.
Editor : Aditya