Menikmati Berbagai Macam Bubur Manis Banjar

Wartaniaga.com, Banjarmasin – Bubur merupakan makanan lunak yang dinikmati semua orang untuk disajikan sebagai makanan yang mudah dimakan tanpa melalui proses mengunyah.

Berbagai macam bubur yang dibuat untuk sajian atau sebagai pengganti nasi untuk sarapan pagi bahkan sebagian penduduk di Indonesia Timur pengganti Nasi seperti sagu atau ubi kayu yang sudah diparut.

Ada dua jenis bubur yang kita kenal yaitu Bubur Manis dan Bubur Gurih, nah untuk bubur manis ini banyak varian yang di suguhkan sebagai makanan pembuka atau selingan sesudah makan nasi.
Bahkan oleh sebagian orang enak dikmati jelang sore hari sebelum makan malam.

Sudah lebih dari 5 tahun, Alus berjualan bubur manis banjar. Dia membuka lapak dagangannya di jalan Sultan Adam Komplek Malkon Temon tepatnya berseberangan dengan Bakso Sukini di Banjarmasin.(4/7)

Varian bubur manis banjar yang di jualnya yaitu, bubur Randang, bubur Ba-ayak, bubur Gunting, bubur Kacang Hijau dan bubur Sumsum. Kadangkala juga kolak pisang.

Untuk kolak pisang sementara ini tidak di buat, alasannya banyak yang menjual pisang dengan menggunakan karbit (dimatangkan melalui proses pengarbitan) sehingga pisang hanya matang di luar atau dikulit saja.

“Untuk menjaga rasa kolak pisangnya, kami tidak membuat kolak pisang lagi, karena dipasar banyak yang menjual pisang karbitan, ya terpaksa kami tidak membelinya,” ujar Alus.

Harga jual untuk 1 bungkus hanya 5 ribu rupiah saja, selama masa pandemi Alus mengurangi produksi buburnya. Sebelumnya sampai 40- 50 bungkus sehari untuk satu macam bubur olahannya ini.

Untuk membeli bahan-bahan bubur manis olahannya ini tidak jauh dari tempat tinggalnya yaitu di Pasar Lama Banjarmasin. Dari jam 3 dini hari Alus sudah mulai memasak dan setelah sholat subuh membungkus bubur dagangannya.

Bersama isterinya dan dibantu anaknya dalam memproses pengolahan buburnya sudah siap sekitar jam 7 pagi.

Setelah membersihkan alat dan diri, dia mempersiapkan dagangannya untuk mendorong gerobaknya ditempat biasa dia mangkal.

“Sekarang untuk pengolahan bubur hanya sekitar 30-40 bungkus saja perharinya, kecuali ada pesanan dari pelanggan maka kami buat lebih,”papar Alus.

Dia merasa bersyukur karena bubur olahannya ini disenangi masyarakat Banjarmasin, bahkan menurutnya buburnya ini sering dikirim oleh pelanggannya keluar daerah sampai ke pulau Jawa.

“Untuk rasa memang tidak usah diragukan lagi, selain manis campuran adonan buburnya itu pas dilidah sehingga setiap siang kami menyempatkan beli bubur olahan paman Alus ini,”ujar Mardiah salah seorang langganannya.

Buka setiap hari dari jam 10 pagi sampai jam 2 siang, terkadang jam 1 siang sudah habis apabila banyak yang memborong bubur daganganya itu.

“Ulun (Saya Banjar, red) jamin bubur yang kami buat tanpa pemanis buatan, selain itu kami menjaga kebersihan dalam membungkus bubur-bubur yang kami jual,”tutup Alus.

Editor : Edi Dharmawan

Pos terkait

banner 468x60