Sosok Rasiah, Wanita Paruh Baya Pengrajin Tanggui

Wartaniaga.com, Banjarmasin - Memakai baju berwarna merah, wanita paruh baya yang hidup lebih dari 6 dekade sudah sangat cekatan dalam mengolah satu persatu tanggui (topi purun) dengan ragam corak dan motif.

Wartaniaga.com, Banjarmasin – Memakai baju berwarna merah, wanita paruh baya yang hidup lebih dari 6 dekade sudah sangat cekatan dalam mengolah satu persatu tanggui (topi purun) dengan ragam corak dan motif.

Meski cekatan namun tak bisa dipungkiri usia senja itu membuat Rasiah tidak mampu lagi mengolah topi purun secepat diwaktu dirinya masih muda, Wanita paruh baya itu tetap menggeluti usaha tersebut demi menikmati sisa hidupnya.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

“Paling banyak dalam sehari bisanya mencapai 25 buah topi tanggui, ada juga hanya 15 topi tanggui saja,” ucapnya kepada wartaniaga.com disela mengolah topi tanggui di pelataran rumah Jalan Kuin Selatan, Kampung Tanggui, Minggu (20/10).

Sosok Rasiah, Wanita Paruh Baya Pengrajin Tanggui

Ia mengakui pengrajin topi tanggui sudah mulai berkurang, biasanya anak-anak remaja laki-laki juga ikut dalam membuat, namun sekarang sangat sulit ditemukan bahkan hampir tidak ada lagi.

“Waktu saya kecil banyak anak-anak yang ikut membuat topi tanggui,” paparnya.

Sementara itu bahan baku dalam membingkai topi tanggui berupa kayu Latung saat ini sangat mahal, hal itu menjadi salah satu faktor semakin berkurangnya omset penghasilan pengrajin tanggui.

“Kalau kayu Latung satu ikatnya 20 kayu dengan panjang 5 meter perkayu dan bisa dibagi 4, dengar harga Rp 70 ribu sampai Rp 100 ribu” jelasnya.

Adapun hasil yang di peroleh dalam 100 topi tanggui diberi upah hanya Rp 50 ribu, itupun digeluti dengan tekun selama 3 hari pengerjaan.

“3 hari bisa saja mencapai 100 topi tanggui,” ucapnya.

Biasanya para pengepul mengambil pesanan topi tanggui yang sudah dibingkai, nanti akan dipercantik lagi dengan hiasan berbagai macam motif yang menarik pembeli, baik dengan hiasan cat motif sasirangan maupun beragam manik-manik.

“Kalau polos dijual dengan harga Rp 10 ribu, dan yang bermotif mencapai Rp 25 ribu,” bebernya.

Kendati upah yang dibilang cukup murah, Rasiah tetap menggeluti bisnis membingkai topi tanggui dalam kesehariannya, untuk mengisi waktu luang.

“Kalau hari biasa lumayan, tapi kalau musim panen tiba, permintaan bingkai topi tanggui akan melimpah,” tutupnya.

Reporter : Aditya
Editor : Mukta
Photo : Aditya

Pos terkait

banner 468x60