Wartaniaga.com,Rantau- Salah satu jalur alternatif yang banyak digunakan masyarkat untuk mudik dari Banjarmasin menuju beberapa kabupaten di Banua 6, adalah Jalan Sungai Puting – Margasari Kabupaten Tapin. Meski masih menggunakan fery penyeberangan, mendekati lebaran 1440 H jalur ini sudah mulai dipadati pemudik.
“Mulai dari waktu H-3 jasa penyeberangan fery mulai ramai digunakan oleh masyarakat yang mau mudik tujuan berbagai kabupaten di Hulu Sungai ” kata bidan Lisa, salah seorang petugas medis di pos mudik Sungai Puting kepada wartaniaga.com.
Dikatakannya sudah sekitar dua tahun belakangan jalur ini menjadi jalan alternatif bagi para pemudik yang mau menuju daerah banua 6.
“ Kelihatannya tahun ini lebih padat dari tahun sebelumnya, selain jalannya yang sudah bagus masyarakat juga sudah banyak yang tahu jalan pintas ini” ucap pegawai puskesmas kecamatan Candi Laras Selatan, Kabupaten Tapin.
Wardah salah seorang pemudik asal Marabahan mengungkapkan dirinya bersama keluarga sudah sering melewati jalur untuk pulang kampung.
“ Semenjak ada jalan ini, kami tidak pernah lagi pulang kampung lewat Banjarmasin, karena lewat sini jauh lebih dekat” ujar wanita yang ingin mudik ke Nagara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan ini.
Dirinya berharap jembatan Sungai puting yang sedang dibangun bisa secepatnya selesai sehingga tidak lagi menggungakan fery penyeberangan seperti sekarang ini. “ Kalau dilihat kayaknya saat hari raya Idul Adha jembatan itu sudah bisa digunakan pemudik” katanya.
Sementara itu, Hairanus memilih jalan alternatif ini selain jarak tempuh yang lebih dekat juga kurangnya kepadatan. “ Jelang lebaran sudah pasti jalan Achmad Yani dipadati pemudik, maka kami memilih lewat sini untuk mudik ke Muara Teweh” ucapnya.
Meski demikian dirinya berharap adanya penambahan armada penyeberangan terlebih lagi saat arus mudik dan balik Idul Fitri seperti sekarang ini.
“ Sepeda motor bisa lebih cepat, tapi pemudik yang menggunakan mobil seperti kami harus menunggu atrian berjam-jam, harusnya pemerintah kabupaten Tapin menyiapkan fery tambahan untuk antisipasi membludaknya pemudik” harap warga Banjarmasin ini.
Ruslan, petugas penyeberangan mengungkapkan sudah sejak H-5 jumlah pemudik mengalami peningkatan. “ Kalau hari biasa kami hanya mengakut mobil puluhan buah, tapi sekarang setiap hari ratusan dan sepeda motor sudah ribuan buah” terangnya
Walau semakin banyaknya pengguna, pengelola fery tidak menaikan tarif penyeberangan yang menghubungkan desa Sungai Puting dengan Margasari ini. “ Harga tetap, motor Rp 5.000 dan mobil Rp 30 ribu “ tutur Ruslan
Dari pantauan wartaniaga.com, Senin (3/6) puluhan mobil dan ratusan menunggu antrian untuk menyeberang . Karena kecilnya fery yang digunakan, bagi pengguna roda empat diperlukan waktu berjam-jam untuk bisa menyeberang. Selain kurangnya armada penyeberangan, Pemkab Tapin juga tidak memperhatikan keselamatan penumpang, terbukti tidak ada pelampung keselamatan dan kapasitas angkutan yang melebihi muatan.
Reporter : Alfian Noor
Editor : Didin Ariyadi
Foto : Edy Koesmono.