Wartaniaga.com,Banjarmasin- Keinginan pekerja yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) untuk mendapatkan kesejahteraan terus disuarakan. Salah satunya menuntut dihapuskannya sistem outsourcing atau alih daya.
Menurut Ketua KSPSI Kalsel, H Sadin Sasau, salah satu faktor mengapa selama ini karyawan atau buruh tidak sejahtera karena adanya sistem outsourcing.
“ Perusahaan outsourcing selalu mendjalimi para buruh, janjinya akan diangkat menjadi karyawan tetap nyatanya tidak pernah dilakukan justru kontrak yang diperpanjang tanpa ada kejelasan waktu” ungkapnya
Berdasarkan ketentuan harusnya perusahaan outsourcing tidak memperkerjakan karyawan alih daya selama lebih dari 3 tahun. Namun pada praktiknya ketentuan itu tidak dijalankan perusahaan outsourcing.
Terlebih lagi, sambung Sadin, sistem outsourcing tidak memberikan kejelasan masa depan bagi pekerja. “ Pesangon atau penghargaan apapun tidak didapatkan pekerja jika terjadi pemutusan hubungan kerja, nah bagaimana masa depan pekerja, maka sistem ini harus dihapus” katanya.
Bukan itu saja, mantan politisi partai Golkar ini juga mengungkap terjadinya pemotongan upah yang cukup besar dari perusahaan outsourcing dan tidak adanya jamin keselematan serta kesehatan bagi karyawan alih daya menjadi alasan agar sistem ini dihapus.
“ Memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) tahun ini, selain mendatangi gedung DPRD Kalsel, Senin (30/4) kami juga tetap komitmen menuntut pemerintah menghapus sistem outsourcing ini” ujarnya.
Sadin berharap pemerintah memberikan pengawasan yang ketat terhadap perusahaan outsourcing yang curang terhadap karyawan. “ Umumnya mereka hanya mementingkan kepentingan sendiri, sementara kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan karyawan diabaikan” pungkasnya
Reporter : Deddy Suhendi
Editor : Didin Ariyadi