Wartaniaga.com, Jakarta – Siapa yang tidak mengenal dengan Pangeran Hidayatullah, ya Pangeran yang diasingkan Belanda dan disemayamkan di Cianjur Jawa Barat.
Pangeran Hidayatullah adalah Kakek dari Pangeran Yusuf Isnendar Al Banjari atau lebih dikenal dengan panggilan Pangeran Cepi.
Diambil dari beberapa sumber, Pangeran Cepi adalah tokoh yang aktif dan berperan dalam usulan penetapan Pangeran Hidayatullah sebagai Pahlawan Nasional.
Ia juga menantikan pengembalian intan dan permata milik Kerajaan Banjar yang dirampas saat Perang Banjar.
Mengingat juriat dan perjuangannya terhadap kesultanan Banjar, akhirnya pada acara penobatan Raja Kebudayaan Banjar Kalimantan, ia dinobatkan sebagai Sultan Banjar Kalimantan.
Acara penobatan ini dilakukan oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon yang berlangsung di Kraton Majapahit pada Selasa, 6 Mei 2025.
Pada kesempatan itu, Gubernur Kalimantan Selatan yang diwakili Asisten Administrasi Umum Setda Prov Kalsel, Ahmad Bagiawan menyampaikan apresiasi atas penobatan ini.
“Penobatan ini adalah tonggak sejarah penting dalam pelestarian budaya Banjar. Kami sangat menghargai upaya menjaga nilai-nilai luhur yang menjadi jati diri masyarakat Kalimantan Selatan,” ucapnya.
Ia mengatakan bahwa selain memperkuat identitas budaya, penobatan ini juga dinilai sebagai sarana mempererat persatuan masyarakat Banjar diberbagai daerah.
“Selain penobatan, acara ini juga menjadi momen untuk semangat persatuan dan kesatuan masyarakat Banjar, serta meningkatkan peran budaya Banjar dalam pembangunan daerah,” tandasnya.
Seperti yang diberitakan media ini baca (Menelusuri Jejak Pangeran Hidayatullah 25/6/2021), Pangeran Cepi-lah yang jelas juriat dan layak dinobatkan sebagai Sultan Banjar.
Acara penobatan turut dihadiri sejumlah tokoh dan pejabat tinggi. Diantaranya Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, Choirul Tanjung, Mahfud MD, Bambang Soesatyo, Azwar Anas, Bupati Sumenep A Fauzi, HM Arul Sabil, Jenderal (Purn) AM Hendropriyono dan tokoh lainnya.
Editor : Eddy Dharmawan