Wartaniaga.com, Banjarmasin – Porang saat ini menjadi primadona baru bagi para petani, betapa tidak, tumbuhan ini menjadi salah satu komoditas ekspor yang menjanjikan.
Jepang, Thailand, Myanmar, Taiwan dan China merupakan negara yang paling banyak memerlukan komoditas umbi-umbian yang satu ini. Terlebih lagi harganya yang sangat kompetitip dan minim perawatan membuat para petani bergairah membudidayakannya.
Meski demikian, ternyata untuk menembus pasar ekspor tidak semudah yang dibayangkan. Perlu proses pemilihan dan pengeringan yang baik agar memenuhi standar negara importir.
Ketua Bidang Kemaritiman, Pertanian, Kehutanan dan Lingkungan Hidup HIPMI Kalsel, Abdussamad Herman, mengatakan potensi budidaya Porang masih sangat menjanjikan baik untuk tingkat lokal terlebih lagi pasar ekspor.
“ Tidak hanya pasar ekpor, dalam negeri juga masih sangat menjanjikan. Saat ini porang merupakan primadona baru bagi para petani,” ujarnya seraya mengingatkan asalkan benar-benar dikelola dengan baik.
Menurutnya, yang perlu diperhatikan adalah quality control dari hasil panen Porang khususnya di Kalsel agar memenuhi standar spesifikasi mutu yang ditetapkan oleh negara pengimport. “ Di sinilah tantangannya,” tambah Direktur Agro Dahlia Profitamas ini.
Karena, ujar Samad tak jarang terjadi pada eksportir dimana pengapalan produk yang diharapkan bisa untung malah menjadi rugi karena mutunya di bawah standar dan ditolak
“Apalagi Jepang negara maju dan mereka disiplin akan kualitas, bila eksportir sampai mengirimkan produk di bawah mutu, maka dipastikan akan terjadi reject dari mereka,” terangnya.
Untuk itu, di samping menanam Porang, petani juga diharapkan mampu mengolah hasil panennya agar hasil panennya memiliki standar mutu, terjaga terlebih lagi pada proses penjemuran chip. Salah proses atau tidak tepat penanganan hasil panen maka kualitas chipnya juga akan buruk.