” Ini bahan limbah, kayu-kayu yang bekas terbakar dan saya hanya mencari di hutan-hutan sekitaran Bandara Syamsuddin Noor, karena itulah harganya sangat terjangkau. Istilahnya ongkos lelah,”tambahnya.
Umumnya bahah limbah yang digunakannya adalah akar kayu ulin. Alasanya, selain lebih kuat juga memiliki corak warna yang menarik ketika sudah pada tahap penyempurnaan.
” Banyak kayu ulin yang saya temukan, bagus warnanya dan kuat bahannya,” terangnya.
Mulyadi berharap untuk mengembangkan usahanya ini ada perhatian dari pemerintah baik untuk permodalan maupun pemasaran.

” Guna menunjang ini perlu alat seperti mesin pemotong, pahat berbagai uluran dan kalau bisa di bantu pemasaran, diikutkan pameran,” pungkasnya seraya berharap ada perhatian dari pemkot Banjabaru.
Editor : Didin Ariyadi




















