Camp Tim Roberts ini, setiap tahunnya menerima kunjungan mahasiswa dalam dan luar negeri, baik melalui program summer course, internship maupun volunteer. Kunjungan ke Camp Tim Roberts tidak dipungut biaya, mereka hanya diminta untuk berdonasi berupa bibit pohon rambai ( Sonneratia caseolaris ) yang disediakan oleh masyarakat lokal dan kemudian menanamnya diareal yang sudah ditentukan. Unik memang, tapi disini pengelola ingin mengajak setiap pengunjung untuk peduli terhadap lingkungan dengan menanam pohon.
“ Jadi pengunjung disini kami wajibkan berkontribusi dalam program restorasi mangrove rambai. Ini kami lakukan untuk tetap menjaga kelestarian kawasan hutan mangrove yang didominasi pohon rambai, sebagai tegakan utamanya tersebut agar tetap lestari “, kata Amel yang juga merupakan penggegas restorasi mangrove rambai.
Menurut dia, mengapa mangrove rambai, karena betapa penting peran Mangrove rambai secara ekologi, khususnya sebagai habitat beragam fauna terrestrial dan akuatik serta penyedia jasa pendukung kehidupan diantaranya bagi perlindungan garis sempadan sungai.
Mangrove rambai juga merupakan awal dari rantai makanan. Produksi udang sangat tergantung pada jatuhan serasah dari bagian mangrove yang mati, seperti daun tua, ranting dan cabang atau batang mangrove, yang menjadi bagian dalam proses alami siklus hidup.
“Tidak heran jika kawasan Camp Tim Roberts Pulau Curiak ini merupakan tempat para nelayan lokal mencari udang. Hampir tiap malam puluhan nelayan menggantungkan nasibnya dari kemurahan alam yang menyediakan hasil tangkapan udangnya,” tuturnya.
Disisi lain, menurut Amel, program restorasi mangrove rambai adalah juga merupakan program perbaikan habitat bekantan yang menjadi bagian penting kegiatan utama SBI dibidang konservasi bekantan.
Dan yang terpenting, kerusakan serta kehilangan hutan mangrove bisa memicu pelepasan gas-gas rumah kaca (GRK), seperti korbon dioksida dan metan. Artinya, kerusakan dan kehilangan mangrove akan menjadi salah satu faktor pemicu pemanasan global.
Seperti diketahui hutan mangrove mampu menyerap karbon 2 kali lipat lebih besar dari hutan tropis lainnya. Untuk itu konservasi ekosistem mangrove termasuk hutan rambainya, dapat mencegah, setidaknya mengurangi dampak pemanasan global yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia.
Sementara itu Zulfa Asma Vikra anggota Legislatif provinsi Kalsel yang juga ketua Forum Konservasi Flora dan Fauna Kalsel sangat mengapresiasi usaha dari teman-teman di SBI yang telah memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan Pariwisata Berkelanjutan di Kalsel.
“ Upaya yang positif ini perlu kita dukung bersama, selain memberi nilai tambah bagi sebuah kawasan, baik dibidang ; lingkungan, edukasi, riset, pemberdayaan masyarakat serta devisa negara melalui hadirnya wisatawan manca negara “, jelas Zulfa Asma Vikra.
Fadjar Desira Kepala Bappeda Provinsi Kalsel menyambut baik kehadiran kawasan wisata minat khusus yang digegas Amel bersama timnya di SBI.
“ Kontribusi SBI dalam mendatangkan wisatawan manca negara ke Kalsel sudah kita rasakan dalam beberapa tahun ini. Untuk itulah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sangat mendukung upaya positif ini dalam rangka Pengembangan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan dan menyambut Visit Kalsel 2020 “, kata Fadjar Desira
Reporter : Ahmad Syarif