Awas Gejala Resesi, Virus Corona ‘Infeksi’ Ekonomi RI

Awas Gejala Resesi, Virus Corona 'Infeksi' Ekonomi RI

Lalu, insentif fiskal berupa diskon tiket pesawat sebesar 30 persen ke 10 destinasi yang telah ditentukan. Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp443,39 miliar. Diikuti alokasi dana Rp72 miliar untuk influencer demi menarik wisatawan mancanegara.

Pemerintah juga menganggarkan dana Rp103 miliar untuk kegiatan pariwisata dan promosi sebesar Rp25 miliar, termasuk Rp98,5 miliar untuk maskapai dan agen biro perjalanan.

Selanjutnya, pemerintah berencana merilis paket insentif jilid kedua dalam waktu dekat. Paket itu nantinya berisi insentif untuk ekspor-impor dan penundaan pajak penghasilan (PPh).

“Bisa juga ditambah dengan diskon tarif listrik untuk sektor industri yang paling terdampak. Tapi, diskonnya harus di jam-jam sibuk agar terasa demi mencegah potensi PHK,” tegas Bhima.

Situasi Bisa Membaik

Berbeda dengan Bhima, Ekonom Universitas Indonesia Ari Kuncoro malah memprediksi pasar keuangan domestik membaik pada Mei 2020 mendatang. Ia yakin rupiah tidak akan lari dari Rp14 ribu per dolar AS.

Ada potensi investor yang sebelumnya banyak menarik dananya dari Indonesia akan kembali lagi. Hal ini dikarenakan Indonesia masih dipandang mampu mengendalikan ekonominya dibandingkan dengan negara lain.

“Jadi, investor akan mencari negara mana yang minimal ekonominya bisa bertahan ketika situasi tidak pasti seperti sekarang. Negara lain ekonominya anjlok, sedangkan Indonesia bisa bertahan di 4 persen,” ungkap Ari.

Jika aliran dana asing kembali, ia optimistis rupiah akan bangkit (rebound). Begitu juga dengan pasar saham yang beberapa waktu terakhir rontok hingga belasan persen. “Jadi ekonomi domestik bisa ditolong dari aliran dana asing,” imbuh dia.

Memang, industri masih akan sulit bangkit dalam jangka pendek. Hanya beberapa sektor saja yang selamat, seperti makanan dan minuman (mamin) dan perusahaan yang menjual alat-alat keperluan rumah tangga.

“Tapi kalau ekonomi jadi hancur ya tidak, bisa bertahan di sekitar 4 persen. Jadi, tidak anjlok-anjlok sekali,” ungkapnya.

Bahkan ia menolak menyebut dampak penyebaran virus corona dan sentimen negatif lainnya akan membuat ekonomi global dan domestik serupa dengan 2008 lalu. Ia bilang terlalu dini menyimpulkan kekhawatiran saat ini dengan krisis keuangan 2008. “Mungkin, masih ada harapan,” katanya.

Apalagi, tambahnya, pemerintah sudah merilis berbagai stimulus fiskal pada bulan lalu. Sejauh ini, Ari menganggap apa yang dilakukan pemerintah sudah tepat.

Pos terkait

banner 468x60