Wartaniaga.com, Banjarmasin – Sebagai seorang sastrawan, kritikus sastra, sekaligus wartawan, As Laksana menyambangi kota Banjarmasin guna membagi ilmunya terhadap sejumlah penulis lokal di Aula Dispersip Provinsi Kalsel (16/11).
Disela dialog interaktif tersebut ia menyebut penulis zaman sekarang itu kurang baca buku, pasalnya sejak era orde baru tumbang, ia belum menemukan cerita yang bagus untuk anak.
“Dulu sempat ada cerita fiksi yang bagus untuk dibaca anak, tapi hilang ditelan zaman, contohnya majalah bobo,” ucapya.
Ia menyebut majalah bobo pernah hits pada tahun 2000an. kelahiran tahun ’90an pasti menanti-nanti terbitan setiap edisinya. Namun AS Laksana menyayangkan hilangnya majalah tersebut diperedaran.
“Itu (bobo) adalah salah satu majalah isinya cerita fiksi yang bisa membangkitkan daya imaginasi anak-anak, tapi sayang bisa kalah dengan kemajuan teknologi,” jelasnya.
Menurut dia, seorang penulis harus tekun, dan jika ingin mejadi seorang penulis yang diminati tentunya harus banyak latihan menulis, nikmatilah proses menulis, bereksperimen, simpan tulisanmu dan minta orang untuk membacanya.
Permasalahan Malas Membaca Menjadi Faktor Utama
“Penulis sekarang sangat mudah kehilangan inspirasi dalam menulis, sebab sangat kurang dalam hal membaca,” kata Pria dengan julukan Jendral Penulis ini.
Ia mengaku tidak mudah untuk menjadi seorang penulis, apalagi untuk menghasilkan karya dalam sebuah buku. “Semua itu tidak bisa secara instan,” cetusnya.
Pasalnya, AS Laksana sendiri memulai karirnya sebagai penulis sejak dibangku sekolah kelas 5 SD, dimulai dari hobi mengirim cerpen ke sejumlah media cetak kala itu. Namun selalu ditolak.
“Baru kelas 2 SMA tulisan saya diterima dan dimuat dalam sebuah media,” ucap lulusan Komunikasi dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tersebut.
Ia mengharapkan kegiatan tersebut hedaknya menjadi cikal bakal dalam melahirkan banyak penulis yang handal nantinya.
Sementara itu, Kabid Pelayanan dan Pembinaan Dispersip Kalsel Wildan Ahyar mengatakan, dalam rangka program Kalsel cerdas dan meningkatkan literasi di Kalsel, Dispersip selalu mendatangkan para penulis yang handal, pendongeng, dan juga para duta baca.
“Semua ini demi meningkatkan minat dalam literalisasi di Kalsel,” tutupnya.
Reporter : Zakir
Editor : Muhammad Zahidi
Foto : Zakir