Wartaniaga.com, Banjarmasin – Satu hari sebelum pemungutan suara, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalimantan Selatan mengeluarkan delapan poin seruan kepada warga terkait Pemilu 2024.
Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI Kalsel, KH Husim Naparin menyerukan semua pihak menjaga kesatuan dan persatuan dalam Pemilu 2024.
“Utamakan kepentingan bersama sebagai bangsa, hindari politik golongan dengan tetap menjaga ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah, dan ukhuwah insaniyah yang didasari pelaksanaan nilai-nilai Ad-din,” katanya, Selasa (13/2/2024).
MUI juga menyerukan masyarakat untuk berperan aktif dan berpartisipasi dalam Pemilu dengan menyalurkan aspirasi politik secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
“MUI mengingatkan warga untuk menolak politik transaksional, politik uang, manipulasi suara, dan jual beli suara,” ujar Husin.
MUI mengingatkan warga Kalsel, khususnya umat Islam bahwa memilih pemimpin adalah kewajiban. Atau kata lain, jangan golput.
Berdasarkan Ijtimak Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia II tahun 2009, umat Islam dianjurkan memilih pemimpin wakil-wakilnya yang beriman, bertaqwa, jujur, terpercaya, aktif dan aspiratif, mempunyai kemampuan, memperjuangkan kepentingan umat Islam serta dapat mengemban tugas amar makruf nahi munkar.
MUI turut menyerukan kepada pengurus MUI di semua tingkatan yang ikut terlibat kontestasi politik praktis untuk menjadi teladan, uswah dan qudwah hasanah dalam menerapkan politik praktis yang berakhlak mulia, politik yang bebas, jujur, dan adil serta ikut berupaya mencegah terjadinya politik uang serta politik curang.
“MUI mengimbau dan mengingatkan Aparatur Sipil Negara, Kepala Desa dan perangkatnya dapat menjaga integritas dan profesionalitas dengan memegang dan menegakkan prinsip netralitas dalam pelaksanaan Pemilu 2024,” kata Husin.
MUI menghendaki KPU, Bawaslu, dan DKPP bekerja secara profesional mengedepankan prinsip independensi, netralitas, dan imparsialitas sehingga dapat menghasilkan Pemilu yang berkualitas dan berintegritas.
MUI mendorong pemimpin nasional yang akan datang harus menjadikan etika, integritas, dan hukum sebagai panglima dalam menjalankan roda pemerintahan.
“MUI menyerukan kepada media massa, elektronik, dan online untuk bersikap netral serta pro aktif mendidik masyarakat agar tidak terpengaruh oleh berita bohong, hoaks atau ujaran kebencian sehingga mampu menciptakan pemilih yang cerdas, kritis, dan bertanggung jawab dalam menghadapi informasi selama proses Pemilu,” pungkas Husin.
Pembacaan Taujihad MUI ini juga dihadiri jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta KPU dan Bawaslu Kalsel.
Ketua MUI kalsel, KH Husin Naparin membacakan taujihad seruan menjelang pemilu 2024 di kantor MUI kalsel.
Reporter : Irwan Pratama
Editor : Aditya