Mari kita lihat data. Total rekor manjerial STY: 138 menang, 74 seri dan 97 kalah. Dari 309 pertandingan memimpin timnas Indonesia hanya 44,66 persen kemenangan.
Rekor ini jauh ketika dia meracik timnas Korsel. Selama periode Februari-Desember 2016. STY menoreh 18 menang, 9 seri dan 3 kalah bersama Tim Negeri Ginseng.
Saya hanya ingin bilang, STY out belum tentu solusi. Pelatih sekaliber Jose Mourinho atau Pep Guardiola pun menurut saya tak berdaya membidani Pratama Arhan dan kawan-kawan.
Pelatih memang faktor berpengaruh. Tapi, tidak seutuhnya. Pelatih hanya satu mata rantai saja. Maka setelah siklus ini akan berpindah pada federasi.
Berbicara PSSI, tentu tak ada matinya. Prestasi yang menonjol adalah hal-hal buruk. Tentu kita tahu orang-orang di balik PSSI itu seperti apa. PSSI bukan ladang mencari nafkah. Tapi, dibutuhkan orang-orang yang total bekerja. Demi Merah Putih.
Mohon maaf. Jika timnas sukses, mereka berlomba cari muka. Mengakukan kesuksesan. Sebaliknya, mereka menghilang jika timnas melempem. Pengurus PSSI seakan tidak peduli. Mereka menjauh dari media.