Budidaya Porang, Antara Peluang dan Tantangan

Baginya jika ingin memenuhi pasar ekspor mutlak harus diperhatikan qualitas dan standar mutu yang ditetapkan.

“ Biasanya di masalah penanganan pasca panen seperti saat pemotongan menjadi chip dan proses penyimpanan, penjemuran harus sempurna. Kalau tidak bagus akan mengakibatkan kadar airnya tinggi dan rentan jamur. Pengeringan juga bisa melalui mesin pengering,” jelas pemilik perusahaan distributor pupuk untuk Kalseltengtim ini.
Senada dengan Samad, Pemilik Pabrik Porang PT Banua Kintama Borneo, Lucky Yanuar menilai peluang budidaya porang di Kalsel masih sangat potensial karena didukung oleh iklan dan struktur tanahnya.

“ Sudah mulai banyak petani dan bahkan pengusaha yang menanam porang di sini dan kualitas porang Kalsel sudah bagus,” ucap Lucky.

Namun demkian, menurut pria yang sudah lebih dari 5 tahun bergelut di usaha porang ini Kalimantan khususnya Kalsel harus memiliki pabrik besar seperti di Sulawesi, Bali dan NTT,supaya hasil chip porang oven atau jemur matahari bisa dijual langsung

“ Untuk kualitas porang ekspor harus dipilih umbi berkualitas bagus khususnya dari petani budidaya porang. Saat kebanyakan di kalsel masih menjual umbi dari hutan atau tanaman liar, jadi kualitas chipnya belum bisa memenuhi mutu ekpor,” terang pemilik pabrik porang yang berada di kawasan Landasan Ulin, kota Banjarbaru ini.

Baik Samad atau Lucky menilai perlu adanya dukungan pemerintah agar para petani porang di Kalsel dapat meningkatkan kualitas produksi dan mutunya sehingga dapat bersaing di pasar ekspor.

“ Perlu dukungan pemerintah, disamping membantu secara perlengkapan fisik, bibit dan pendampingan juga menyiapkan tim yang bisa menjadi ahli, bisa belajar ke petani Porang di Jawa bagaimana pengolahan Porang sehingga menghasilkan kualitas dan standar eskpor,” ucap mereka.

Editor : Didin Ariyadi

Pos terkait