Dipisah Adaro, Pama dalam Ingatan Publik

Ketika perusahaan lain sangat birokratif, Pama dapat shortcut dan bergerak cepat. Sementara perusahaan besar lainnya terpasung aturan internalnya yang mesti melewati birokrasi yang tidak menyediakan tempat kepedulian didistribusikan pada timing yang tepat.

Lain lubuk lain ikannya. Begitu pepatah dalam lagu Rhoma Irama. Lain perusahaan lain pemahamannya. Satu perusahaan bisa memaknai kepedulian sebagai investasi sosial yang sangat berkorelasi dengan keuntungan, namun juga perusahaan lainnya banyak yang memganggap kepedulian sosial sebagai formalitas yang harus dirumuskan dalam SOP kepeduliannya. Proses birokrasi dibikin panjang agar kepedulian dalam setahun tidak bisa lebih banyak.

Kita tak bisa mempengaruhi agar perusahaan-perusahaan tambang itu mempraktikkan kepedulian sosialnya menjadi lebih sederhana. Karena tiap perusahaan memiliki value dan fatsun yang berbeda-beda.

Ada yang menjadikan kepedulian sosial sebagai formalitas belaka, ada pula yang memandang sebaliknya, lebih kepada rasa yang masyarakat dapatkan.

Terlepas dari itu semua setidaknya entitas korporasi dapat menjadikan Pama sebagai cermin. Hal apapun dari nilai-nilai kebaikan yang diaktualisasikan Pama selama ini dapat ditiru oleh entitas usaha pertambangan lainnya.

Kita tak perlu membandingkan apapun, karena memang itu tidak menyentuh isi dari harapan siapapun. Tapi siapapun dapat bercerita, perusahaan mana yang sudah berbagi sapi kurban di tiap Idul Fitri.

Pos terkait