Wartaniaga.com, Banjarbaru – Bakantan hewan endemik khas Kalimantan tinggal menghitung tahun akan punah. Mencegah itu, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Selatan telah menyiapkan lahan untuk perlindungan hewan langka si hidung panjang itu.
Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Selatan, Dr. Ir. Mahrus Aryadi, M. Sc, mengatakan, lahan itu disiapkan sekitar 240 hektar berlokasi di Desa Kuala Lupak, Tapin.
Disana dihususkan sebagai kawasan ekosistem esensial dengan upaya dapat memberikan perlindangan bagi habitat Bekantan.
“Di Kabupaten Tapin dan di Panjaratan masing-masing kami berikan lahan dari 50 hingga 90 hektar untuk ekosistem perlindungan hewan endemik,” ujarnya kepada Wartaniaga.com, Sabtu (02/11).
Ia menyebutkan, kawasan konservasi itu dirasa sangat luas dan layak, sehingga pihaknya akan terus memaksimalkan penjagaan kelestarian alam dan satwa serta menghindari kerusakan dari habitat itu sendiri yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan.
“Sebenarnya masyarakat tidak perlu khawatir dengan hal tersebut tapi tetap wajar kita harus waspada,” tandasnya.
Sebelumnya, Mahrus, menjelaskan, dari beberapa daerah yang sangat terlihat jelas populasi bekantan itu sendiri ada dikawasan konservasi Pulau Bakut, Barito Kuala.
Pihaknya sudah melakukan beberapa penelitian serta pengamatan terhadap sekelompok hewan endemik tersebut.
“Kami rutin melakukan itu, bahkan, dalam satu tahun ada dua kali kegiatan dalam hal konservasi di Kalsel,” bebernya.
Ia menjelaskan kembali, sebenarnya kawasan yang tidak masuk kategori hutan lindung pun, pihaknya juga sudah melalukan koordinasi baik masyarakat maupun beberapa pihak lainnya dalam menjaga ekosistem esensial supaya tidak terjadi kepunahan seperti yang diinginkan bersama.
“Walaupun tidak masuk kategori hutan lindung serta konservasi tapi lahan itu mempunyai nilai tinggi tuk perlindungan maka wajib kita jaga,” pungkasnya.
Ia berharap, dalam kondisi karhutla saat ini banyak satwa liar yang menjadi korban keganasannya, akibat hal ini, pihaknya prihatin dan mencoba untuk menanggulangi permasalahan tersebut supaya tidak ada lagi kejadian ini, walaupun pihaknya merupakan bagian tugas untuk mencegah bencana di wilayah Kalsel.
“Hidupnya populasi bukan hanya dari hewan saja tapi tumbuhan pun merupakan habitat penting dalam keseimbangan ekosistem juga,” tutupnya.
Reporter : Riswan
Editor : Hamdani
Foto : Riswan





















