Wartaniaga.com, Banjarbaru – Hingga pekan pertama bulan September Provinsi Kalimantan Selatan masih terdapat 18 titik panas yang menjadi salah satu faktor pemicu kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Kepala Bagian Data dan Informasi BMKG Kalimantan Selatan, Yosef Luky Prasetya, menjelaskan titik panas yang terjadi di Kalsel saat ini berstatus waspada karena berada pada angka grafik titik panas diatas 80 persen.
“Dari data satelit, kita temukan beberapa titik panas di Kalsel yang mencapai 80% lebih, hal ini menjadi pemicu kebakaran di Kalsel,” ujarnya kepada Wartaniaga.com diruang kerjanya.
Sementara itu, Ia menambahkan terjadinya titik panas di Kalsel itu sendiri dipicu adanya pembakaran lahan oleh warga sekitar, sehingga secara tidak langsung menimbulkan bahaya yang dapat merugikan masyarakat.
“Titik panas itu sendiri bukan hanya karena musim kemarau, akan tetapi dipicu adanya pembakaran lahan oleh warga,” ucapnya.
Yosef mengungkapkan daerah yang teridentifikasi titik panas hampir mencapai 100% yang bisa mengakibatkan terjadinya rawan bencana kebakaran meliputi kawasan Banjarbaru, Banjar, Pelaihari, Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Tabalong.
“Data yang kita terima kemarin hampir keseluruhan daerah rawan bencana kebakaran, namun yang hampir mencapai 100% itu di daerah Banjarbaru, Banjar, Pelaihari, HSS dan Tabalong,” ungkapnya.
Menurutnya BMKG juga sudah mendapatkan data daerah yang paling mengkhawatirkan saat ini, yaitu Kabupaten Banjar yang mengalami titik panas hingga 92% secara signifikan.
“Harapannya masyarakat bisa waspada dan mengantisipasi terlebih dahulu sebelum bahaya yang tak diinginkan akan lebih mengancam kita,” cetusnya.
Reporter : Mg 02
Editor : Mukta
Foto : Mg 02