Wartaniaga.com, Banjarmasin – Dampak lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar sangat dirasakan oleh para pengusaha showroom mobil bekas (mokas) di wilayah Banjarmasin dan sekitarnya. Betapa tidak, omset penjualan mereka turun hingga mencapai 50 persen.
H.M Suyanto pemilik Istana Motor Banjarmasin mengugkapkan sejak melemahnya nilai tukar rupiah usahanya juga turut menurun. “ Biasanya kami dapat menjual 30 sampai 35 buah mobil perbulan,namun belakangan ini untuk mendapatkan separonya saja susah” tuturnya kepada Wartaniaga.com, Kamis (1/11).
Menurutnya, dampak lemahnya rupiah ini juga dirasakan para pengusaha sektor lain sehingga turun berimbas pada bisnis otomotif miliknya ini. “ Semua sektor sepertinya kena imbasnya, bukan saja otomotif” kata pemilik showroom di kawasan Pangeran Hidayatullah Banjarmasin Timur ini.
Meski demikian, Yanto mengaku masih ada masyarakat yang membeli mobil jenis MPV dan City Car. “ Bulan ini tadi terjual 15 unit yang banyak didominasi jenis mobil MPV dan City Car” ujarnya.
Dampak serupa juga dirasakan, H Rafi’i dari Nissa Motor yang mengaku dalam beberapa bulan ini hanya mampu menjual 7 unit mobil.
“ Kalu dulu 15 unit setiap bulannya bisa dapat tetapi sekarang 6 hingga 7 unit saja, rata-rata 50 persen penurunanya” jelasnya.
Bahkan untuk mendongkrak penjualan, dirinya menggunakan OLX dan media sosial namun hasilnya juga tidak seberapa. “ Tiap hari kami iklankan di OLX dan Facebook tetapi hasilnya masih sama saja, ekonomi saat ini lagi sulit” ucap Rafi’i.
Saat ini, sambungnya yang banyak laku mobil dengan harga antara Rp 100 juta sampai dengan Rp 200 juta seperti seperti Avanza tahun 2005 seharga Rp 80 jt, Avanza tahun 2008, Rp 95 jt, Avanza tahun 2012 harganya Rp 130 jt.
Selain itu ada juga Avanza veloz tahun 2012 senilai Rp 140 jt dan Avanza veloz tahun 2018 harga jualnya Rp 195 jt serta Honda jazz. “Alhamdulillah ada juga yang mau beli mobil-mobil jenis seperti itu” ujarnya.
Baik Yanto maupun Rafi’i berharap nilai tukar rupiah dapat menguat kembali sehingga kondisi ekonomi juga semakin membaik dan usaha mereka lancar lagi.
Reporter : Fathur Rahman
Editor : Didin Ariyadi
Foto : Fathur Rahman





















