Wartaniaga.com,Kotabaru-Masyarakat dan zuriat kerajaan hadiri Haul Raja Raja Pulau Laut yang ke 162
di Komplek Makam Raja Sigam Kecamatan Pulau Laut Sigam, Sabtu (10/6).
Selain masyarakat Kotabaru yang hadir dalam haul tersebut juga ada yang dari Sulawesi dan Malaysia.
Dalam prosesnya, haul tersebut dimulai dengan Maulid Habsyi, pembukaan, pembacaan Al-Qur’an, laporan panitia pelaksana, pembacaan sejarah Raja Raja Pulau Laut, penyerahan penghargaan kepada zuriyat dan tokoh tokoh masyarakat, sambutan sambutan, pergantian kelambu dan penaburan bunga dan ditutup dengan baca doa.
Dari sekian masyarakat yang hadir ada beberapa yang penasaran tentang bagaimana cerita dari Kerajaan Pulau Laut ini.
Namun rasa penasaran tersebut seketika terjawabkan dari pembacaan sejarah dari rangkaian haul tersebut.
Yang mana isi dari sejarah tersebut bahwa, di Kabupaten Kotabaru dulunya dikenal dengan Pulau Laut ini telah berdiri Kerajaan Pulau Laut.
Raka pertama waktu itu namanya Pangeran Jaya Sumitra. Dalam segi keturunan, masih keturunan dari petinggi Kesultanan Banjar dan Kerajaan Paser.
Pangeran Jaya Sumitra adalah anak dari Pangeran H Musa yang merupakan adik ipar dari Sultan Adam Al-Watsiq Billah yang memimpin pada kurun waktu 1825-1857.
Dari perkawinan Pangeran H Musa dan Ratu Salamah binti Sultan Sulaiman, lahir Pangeran Panji, Pangeran Muhammad Nafis, Pangeran Jaya Sumitra dan Pangeran Abdul Kadir.
Singkat cerita, pada tahun 1845, Pangeran Jaya Sumitra menjadi Raja Kusan lV yang mengambil keputusan untuk memindahkan pusat kekuasaannya ke Pulau Laut. Tepatnya di Salino, sekarang Kecamatan Pulau Laut Tengah dekat dengan Pelabuhan Penyeberangan Fery Tanjung Serdang Batulicin.
Waktu itu wilayah kekuasaannya mencakup wilayah Kusan dan Batulicin di Kabupaten Tanah Bumbu. Tapi untuk memudahkan penyebutannya, mengacu pada tempatnya, muncul nama Kerajaan Pulau Laut.
Lalu, setelah Pangeran Jaya Sumitra menjadi raja pertama di Kerajaan Pulau Laut, ia diminta pamannya Sultan Adam untuk menjadi penasihat Kesultanan Banjar.
Karena yang meminta Sultan Adam Pangeran Jaya Sumitra pun menerima. Sedangkan di Kerajaan Pulau Laut yang dipimpinnya, langsung digantikan oleh adiknya Pangeran Abdul Kadir sebagai Raja Pulau Laut ll. Itulah sedikit kisah dari Kerajaan Pulau Laut.
Camat Pulau Laut Sigam Pia Widya Laksmi yang hadir dalam haul tersebut mengatakan, sangat mendukung acara ini. Ini bisa menjadi event tahunan dalam rangka memperkenalkan sejarah.
“Kotabaru ini tidak hanya wisata alam tapi juga wisata religi. Banyak yang berziarah ke kotabaru ini jadi perlu kita perbaiki dan beritahu kepada masyarakat terutama para generasi penerus,” ungkapnya.
Sementara, Ketua Umum Lembaga Adat Kerajaan Pulau Laut Al Haj Gusti Rendy Firmansyah menjelaskan, selain haul ini juga merupakan ajang silaturahmi antara zuriat, masyarakat dan Forkopimda.
Dijelaskannya, terkait zuriat atau kegiatan Raja Pulau Laut ini tersebar dimana mana tidak hanya di Indonesia tapi juga sampai ke Malaysia.
“Kami berharap, setelah acara haul ini kaki dari Lembaga Adat Kerajaan Pulau Laut bisa bersinergi kedepannya, agar bisa menumbuhkan kunjungan wisata supaya bisa bermanfaat menumbuhkan ekonomi kreatif di masyarakat Sigam ini,” harapnya.
Kedepan lanjutnya, dirinya bersama pengurus terus mengupayakan agar bisa terus mengedukasi tentang sejarah ini agar lebih dikenal lagi. Terutama untuk pelajar.
“Untuk penyebutannya, orang mengenalnya Raja Sigam. Padahal yang lengkapnya adalah Kerajaan Pulau Laut di Desa Sigam,” tutupnya mengakhiri.
Turut hadir dalam haul tersebut, Asisten lll Pemkab Kotabaru, Forkopimda, Camat Pulau Laut Sigam, Kades Pulau Laut Sigam, dan tamu undangan lainnya.
Reporter: Jumain
Editor : Edhy Darmawan