Wartaniaga.com, Banjarmasin- Memasuki akhir khir tahun biasanya identik dengan diskon, sale, garage sale alias cuci gudang, sangat bisa jadi menggoda mata dan menguras dompet. Apalagi bersamaan dengan liburan sekolah, pergantian semester dan tahun baru, keluar masuk tempat wisata dan perbelanjaan, mau tidak mau isi dompet ludes.
Dan ada pasca-liburan, memasuki tahun baru terkaget-kaget melihat saldo tabungan mencapai titik kritis bahkan minus karena gesek kartu kredit melebihi dana tersedia, bahkan dana darurat juga terpakai.
Mengutip tulisan Ila Abdulrahman seorang Financial Advisior, untuk menghindari kejadian berulang di tahun depan, perlu review cash flow bulanan, tahunan, atau membuat Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga (RAPBK) dan Neraca Keuangan Keluarga (NKK) bagi yang belum memiliki pembukuan.
- Arus Kas
Sesuaikan cashflow, mana yang harus ditambah, mana yang harus dikurangi anggarannya. Pengeluaran konsumtif yang mengganggu keuangan hendaknya disesuaikan. Misal, jika tadinya hampir seminggu tiga kali nongkrong dan minum kopi seharga Rp80 ribu per cangkir, bisa disesuaikan cukup satu minggu sekali atau bisa tetap seminggu sekali tetapi dengan kopi seharga Rp25 ribu per cangkir.
Saldo bisa dialokasikan untuk memenuhi pos lain yang belum terpenuhi, misalnya pos investasi pendidikan, pensiun, atau investasi lainnya.
- Anggaran Investasi
Anggaran investasi hendaknya ditambah setiap tahunnya, misal sebesar 20% setiap tahun untuk mengejar inflasi agar dana investasi minimal “cukup” pada saat dibutuhkan. Jadi, misal tahun ini alokasi investasi sebesar Rp500 ribu per bulan maka tahun depan naik minimal menjadi Rp550 ribu per bulan.