Bukan itu, tambah Roy regulasi perbankan yang lebih selektif pada nasabah juga menjadi faktor menurunya penjualan property.
” Calon nasabah yang memiliki pendapatan tetap saja yang akan disetuji perbankan hinggga kebijakan ini akan memperkecil pasar perumahan,” jelasnya seraya menambahkan terdapat juga faktor kuota subsidi yang untuk tahun ini lebih sedikit dibanding tahun lalu.
Senada dengan Roy, Ketua Hipmikindo Kalsel, Yeni Mulyani mengutarakan 50 persen dari 800 anggotanya se Kalsel terdampak corona.
Berdasarkan data yang dimilikinya, 200 anggota dari Banjarmasin, 150 dari Banjarbaru dan masing- masing 50 anggota yang terdiri dari berbagai kabupaten lainnya se Kalsel yang omsetnya turun.
” Usahanya mereka hampir 90 persen terpengaruh pandemi , bahkan ada yang tidak dapat beroperasi lagi,” paparnya.
Parahnya lagi, kata Yeni para pelaku usaha anggota Hipmikindo banyak bangkrut khususnya mereka yang bergerak disektor kuliner.
” Banyak juga yang banting setir, ada yang membuat masker serta ada yang jualan online,” tambah ibu anak satu ini.
Dirinya menyayangkan hingga diberlakukankannya PSBB jilid II tidak ada bantuan dari pemerintah terhadap amggotanya.

Heram Yeni, definisi terdampak covid itu orang yang tadinya stabil punya usaha kmudian dengan adanya wabah usahanya bangkrut hingga hrus merumahkan smua karyawan.
” Kalau masyarakat miskin atau pra sejahtera memang sudah dapat bantuan sebelum adanya virus ini. Sedangkan kami pengusaha yang terdampak serelah adanya covid-19, harusnya juga dibantu,” keluhnya.
Dirinya berharap adanya kebijakan dari pemerintah terlebih lagi anggota Hipmikindo rata-rata pelaku usaha UMKM.
Editor / foto : Didin Ariyadi




















