Ia berharap ketentuan ini bisa dimanfaatkan oleh kedua belah pihak untuk membangun jejaring komunikasi. Kendati begitu, sambungnya, bila donatur tidak bisa memilih sendiri keluarga korban PHK mana yang ingin dibantu, maka program memberikan bantuan tombol acak untuk memberikan 10 keluarga pilihan kepada donatur.
Penetapan 10 keluarga ini sesuai sistem acak di dalam situs. Kemudian, donatur tinggal memilih salah satu diantaranya untuk menjadi penerima bantuan.
“Ketika donatur sudah memilih, maka dana akan diberikan dari rekening donatur langsung ke rekening keluarga penerima,” ucapnya.
Lebih lanjut, kata Dino, program ini akan dilaksanakan pada pekan ini. Saat ini, program sebenarnya sudah diluncurkan, namun masih perlu menunggu finalisasi pembuatan situs dan data dari Kemnaker.
Pasalnya, situs ini nantinya akan dikendalikan oleh Kemnaker. Selain itu, program juga masih menunggu penandatangan kerja sama antara pemerintah dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI selaku mitra penyalur dana bantuan.
“Tapi saya optimis bisa mulai pekan ini, Kemnaker pun sudah menyiapkan datanya. Diaspora pun sudah pada siap untuk memberikan bantuan, tinggal tunggu bisa akses website, lalu nanti ada aplikasinya juga untuk mereka,” ungkapnya.
Dasar Nominal dan Jangka Waktu
Dino menjelaskan nominal pemberian bantuan sengaja dipatok US$50 per bulan sesuai dengan rata-rata tingkat kemampuan diaspora. Menurut hasil survei internal IDN, nominal tersebut setara uang makan harian diaspora.
“Tadinya kami mau US$100 per bulan, tapi akhirnya US$50 per bulan karena itu setara uang makan mereka di luar negeri. Jadi ibaratnya mereka sisihkan uang makan mereka untuk para korban PHK dan dirumahkan ini,” katanya.
Selain itu, nominal bantuan juga menyesuaikan dengan standar pemberian bantuan sosial (bansos) dari pemerintah di dalam negeri. Sejak pandemi corona berlangsung, pemerintah memberikan bansos tunai maupun berupa paket sembako dengan nilai Rp600 ribu per bulan kepada keluarga penerima manfaat.
“Kami lihat yang pemerintah berikan, tapi kami tambahkan sedikit, sehingga harapannya bisa ikut membantu, minimal untuk penuhi kebutuhan sembako mereka,” katanya.
Begitu pula dengan standar pemberian bantuan selama tiga bulan. Hanya saja, menurut Dino, program bantuan Diaspora Peduli ini memberikan keleluasaan bagi donatur untuk memberikan lebih dari tiga bulan.