Mapala se-Indonesia Tolak Eksploitasi Meratus

Mapala se-Indonesia Tolak Eksploitasi Meratus

Wartaniaga.com, Banjarmasin – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) dan Gerakan Nasional Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) se-Indonesia sepakat menolak dengan lantang, minta Pemerintah agar izin pertambangan di kawasan Meratus dicabut.

Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Nur Hidayati mengatakan kawasan meratus adalah tempat wilayah ekosistem esensial yang penting untuk Kalsel, menurutnya didalam Meratus terkandung sumber air dan keanekaragaman hayati yang menopang kebutuhan hidup masyarakat adat Dayat Meratus.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

“Meratus saat ini sedang dalam keadaan terancam, kami berharap dengan Temu Wicara Kenal Medan mengangkat isu save meratus ini menjadikan gerakan mahasiswa yang kuat di seluruh Indonesia untuk sepakat menyuarakan selamatkan meratus supaya tidak ditambang,”  ucapnya kepada wartaniaga.com di Banjarmasin, Senin (21/10), malam.

Nur Hidayati melanjutkan, saat ini Kementrian SDM sudah memberikan izin tambang, dan pihak Walhi sudah lama menggugat izin tersebut, ia menyebutkan sekarang gugatan masih dalam proses Kasasi di Mahkamah Agung.

“Kami berharap dengan adanya kegiatan ini membuat gerakan mahasiswa lebih kuat di seluruh Indonesia,” ujarnya

Mapala se-Indonesia Tolak Eksploitasi Meratus

Nur Hidayati menambahkan, pemerintah Hulu Sungai Tengah sebenarnya menolak penuh perizinan tambang ini, sehingga tentunya menimbulkan tidak singkronnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

“Dukungan dari mahasiswa ini penting sebagai generasi penerus bangsa untuk menyelamatkan meratus, kalau saat ini tidak ada gerakan mungkin masa depan meratus tidak akan ada lagi,” katanya.

Sementara itu, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM KLHK melalui Sekretaris BP2SDM, KLHK, Surayatna mengungkapkan Meratus adalah kawasan yang rentan terhadap ancaman banjir serta longsor karena tofografi yang tajam, sehingga dari sisi kemampuan lahan, tidaklah cocok untuk pertanian ekstensif dan tambang.

“Meratus tidak layak di ekploitasi, yang ditimbulkan tidak sebanding dari manfaat yang diambil, contohnya tambang, manfaatnya cuma sekali saat diambil, dampaknya akan banjir bertahun-tahun dan bisa terulang,” ucapnya.

Ketua Panitia Pelaksana TWKM XXXI, Muhammad Arifin menambahkan, 280 peserta mahasiswa dari berbagai daerah seluruh Indonesia serta 172 Perguruan Tinggi yang hadir dapat mengkampanyekan bersama-sama agar Mapala se Indonesia melakukan gerakan save meratus, sehingga bisa dicabut izin tambang tersebut.

“Suara mahasiswa lebih kuat agar izin tambang bisa dicabut, ini mahasiswa berbagai daerah yang paling jauh dari Papua, biar bisa bersama kampanyekan agar menjadi isu Nasional dilihat dari pemerintah yang ada di Ibu Kota Negara, semoga meratus tetap lestari,” tutupnya.

Reporter : Aya
Editor : Mukta
Photo : Aya

Pos terkait

banner 468x60