Wartaniaga.com,Banjarmasin- Penyaluran LPG 3 kg di Kalimantan Selata belum merata, terbukti masih banyak masyarakat membeli jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetap. Di Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru misalnya, masyarakat membeli dengan harga antara Rp 30.000 sampai Rp. 35.000 dan bahkan didaerah tertentu mencapai Rp. 40.000.
Menanggapi hal itu, Sales Executive LPG Pertamina Wilayah Kalsel, Aditya Agung, beralasan pihaknya selalu rutin mengirim dengan jumlah yang dirasa sudah mencukupi ketuhuhan 2 kabupaten tersebut. “ Suplai ke 2 kabupaten itu normal tidak ada pengurangan, Kabupaten Kotabaru rata-rata 5.040 tabung per hari dan Tanah Bumbu 3.920 tabung perhari” ujarnya
Menurutnya saat ini HET di Kotabaru Rp. 28.000. Bahkan dirinya menjamin harga di pangkalan sudah sesuai dengan HET yang ditetapkan. “ Silahkan dilaporkan ke saya pangkalan mana yangg tidak melayani masyarakat langsung, asalkan ada bukti otentik akan kita tindak lanjuti” ujarnya menantang
Dirinya bahkan menuding yang menaikan harga bukanlah pangkalan tetapi pengecer dan warung. “ Harga mahal biasanya di pengecer” katanya kepada wartaniaga.com
Dengan demikian untuk pengecer atau warung-warung yang menaikan harga pihaknya lepas tangan dengan alasan tidak mau mencampuri karena belum ada aturannya.
“ Kami bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk pengawasan LPG ini, tetapi hanya sampai pada pangkalan sebagai penyalur resmi agar mereka menjual langsung ke masyarakat sesuai HET yang ditetapkan. Sedangkan pengecer dan warung bukan lembaga penyalur dan sampai saat ini belum ada aturan mengenai hal tersebut, jadi kami juga tidak memiliki wewenang mencapurinya” kilahnya
Seperti dikatahui, harga LPG 3 kilogram di Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru belakang ini mencapai Rp 30 an ribu lebih. Bahkan beberapa waktu lalu, Wakil Bupati Tanah Bumbu, H Sudian Noor beserta jajaran Kepolisian melakukan sidak untuk memastikan hal tersebut. Sayangnya, sidak ini hanya sampai tingkat pangkalan, sementara pengecer tidak tersentuh.
Reporter : Edi Koesmono
Editor : Didin Ariyadi
Foto : Edi Koesmono