Wartaniaga.com, Banjarmasin – Siapa sangka, dari selembar kain dan dedaunan, lahirlah sebuah karya yang kini mendunia. Hanik Timur Permata, seorang ibu rumah tangga biasa, berhasil mengubah keterbatasan menjadi peluang emas lewat kain bermotif Eco Green yang ia kembangkan sejak 2018.
Kain Eco Green sendiri menggunakan teknik ecoprint, yakni seni memanfaatkan bahan alami seperti daun dan bunga untuk menciptakan motif unik pada kain. Bagi Hanik, teknik ini bukan hanya tentang keindahan, melainkan juga tentang kepedulian terhadap lingkungan.
“Dulu saya hanya seorang karyawan. Setelah menikah, saya berhenti bekerja dan fokus untuk keluarga. Tapi setelah punya anak, saya mulai berpikir bagaimana bisa tetap berdaya dan punya usaha sendiri,” kenang Hanik.
Dengan modal tak lebih dari Rp5 juta, ia memulai usaha kecil-kecilan dari rumah. Saat itu, produknya masih menggunakan pewarna sintetis. Namun langkah demi langkah, Hanik terus belajar dan mengasah kemampuan, termasuk lewat berbagai pelatihan hingga program Capacity Building dari Bank Indonesia.
“Sebagai perempuan, saya ingin memanfaatkan keterampilan yang ada. Bukan hanya untuk mencari keuntungan, tapi juga memberdayakan orang-orang di sekitar saya,” ujarnya, Kamis (21/8) kepada media ini.
Titik balik hadir pada tahun 2020. Hanik mulai beralih sepenuhnya menggunakan teknik ecoprint dengan bahan alami. Dari hanya empat sampai lima orang pekerja, kini usahanya, PT Galyna Heiwa Jaya Abadi, telah tumbuh dengan lebih dari 50 mitra kerja. Tak hanya memberi penghasilan bagi keluarga, usahanya juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
Kini, omzet penjualannya untuk pasar lokal mencapai Rp30 hingga Rp50 juta per bulan. Lebih membanggakan lagi, di ajang Pamor Borneo 2025, perusahaannya berhasil menarik minat pengusaha asal Thailand yang menandatangani Letter of Intent untuk kerja sama ekspor.
Meski telah menjadi pengusaha sukses, Hanik tetap menempatkan keluarga sebagai prioritas. “Sebagai perempuan dan ibu rumah tangga, saya tidak boleh lupa pada kodrat saya. Saya tetap harus mendidik anak, membimbing keluarga, dan mencari rezeki dengan cara halal,” ucap ibu tiga anak ini dengan senyum hangat.
Kini, dengan segudang pengalaman, sertifikat BNSP di bidang ekspor, pemasaran digital, hingga kewirausahaan, Hanik kerap diundang menjadi narasumber oleh berbagai instansi pemerintah. Ia berbagi inspirasi tentang bagaimana produk lokal bisa naik kelas dan menembus pasar global.
Kisah Hanik Timur Permata adalah bukti bahwa ketekunan, keberanian, dan cinta terhadap keluarga mampu melahirkan karya yang tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga membawa harum nama daerah. Dari daun yang sederhana, ia berhasil menorehkan jejak hingga ke panggung dunia.
Editor : Eddy Dharmawan